JAKARTA. Bisnis layanan keuangan perbankan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) atau disebut juga branchless banking, belum sesuai harapan. Pencapaian yang diperoleh bank peserta layanan branchless banking masih jauh dari target. Contoh, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sejak awal menargetkan merekrut 50.000 agen branchless hingga akhir tahun 2015. Namun mengutip catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga 31 Mei 2015 agen yang sudah BRI gaet, baru sebanyak 791 orang. Dari agen itu, produk branchless BRI bertajuk "Tabunganku" mendapat 3.477 nasabah dengan jumlah total saldo Rp 1,31 miliar. Pun Bank Mandiri. Dari target 9.060 agen hingga akhir 2015, Bank Mandiri hanya bisa merekrut 525 agen branchless, per Mei 2015. Saldo rekening pun hanya sebanyak Rp 270.929 dari 25 nasabah.
Program laku pandai masih belajar
JAKARTA. Bisnis layanan keuangan perbankan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) atau disebut juga branchless banking, belum sesuai harapan. Pencapaian yang diperoleh bank peserta layanan branchless banking masih jauh dari target. Contoh, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sejak awal menargetkan merekrut 50.000 agen branchless hingga akhir tahun 2015. Namun mengutip catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga 31 Mei 2015 agen yang sudah BRI gaet, baru sebanyak 791 orang. Dari agen itu, produk branchless BRI bertajuk "Tabunganku" mendapat 3.477 nasabah dengan jumlah total saldo Rp 1,31 miliar. Pun Bank Mandiri. Dari target 9.060 agen hingga akhir 2015, Bank Mandiri hanya bisa merekrut 525 agen branchless, per Mei 2015. Saldo rekening pun hanya sebanyak Rp 270.929 dari 25 nasabah.