Program LCGC Gairahkan Industri Komponen



JAKARTA. Meski menuai sejumlah protes, namun program low cost green car (LCGC) alias mobil murah terus menggelinding. Bahkan, berkat program ini, investasi baru di industri komponen diperkirakan bakal bertambah dari tahun ke tahun.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi bilang, tahun ini, setidaknya ada sekitar 60 produsen komponen baru yang akan membenamkan investasinya. Dari jumlah itu, sekitar separuhnya sudah merealisasikan investasi di semester I-2013. "Sisanya akan datang lagi sampai akhir tahun," katanya, Kamis (1/8).

Budi bilang, investasi dari produsen komponen ini masuk setelah digandeng oleh prinsipal otomotif yang berminat untuk mengambil bagian dalam program mobil murah.


Maklum saja, dalam aturan mobil murah, pemerintah mewajibkan adanya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 40%. Nah, TKDN ini akan ditingkatkan bertahap hingga 80% dalam lima tahun.Berkat ketentuan TKDN yang semakin tinggi, Budi bilang, ke depan bakal makin banyak produsen komponen dari negara asal pabrikan otomotif yang akan digaet untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia.

Menurut Budi, satu prinsipal otomotif rata-rata bakal menggandeng 30 perusahaan komponen untuk berinvestasi di Indonesia. "Yang terbaru, Nissan juga akan mengajak sekitar 30-an produsen komponen," katanya.

Sementara itu, produsen komponen yang sudah berinvestasi di awal tahun ini mayoritas digaet oleh Grup Toyota untuk memasok komponen mobil Toyota Agya dan Daihatsu Ayla.

Tahun ini, Budi bilang, investasi industri komponen khusus untuk mobil murah diperkirakan bisa mencapai US$ 2,1 miliar. Mayoritas industri komponen yang diajak para prinsipal ini merupakan industri level menengah.

Hingga tahun depan, Budi memperkirakan, bakal ada sekitar 100 produsen komponen baru yang khusus berinvestasi demi program mobil murah. Dari sejumlah produsen komponen itu, total investasi yang bakal terserap diperkirakan US$ 3,5 miliar.

Meski didominasi industri menengah, tapi ada pula produsen komponen besar yang berencana investasi komponen dengan melihat potensi pasar mobil murah seperti PT Robert Bosch.

Managing Director Bosch Indonesia, Rudy Karimun, beberapa waktu lalu menuturkan, Bosch akan memasok beberapa jenis suku cadang khusus untuk mobil murah.

Rudy bilang, Bosch berencana mendirikan pabrik senilai € 10 juta untuk memproduksi beberapa suku cadang mobil buatan Jepang mulai 2014. "Kami memiliki teknologi yang mendukung konsep mobil irit bahan bakar dan ramah lingkungan," katanya.

Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hadi Surjadipradja bilang, saat ini, ada sekitar 1.200 perusahaan komponen otomotif dari tier 1 sampai tier 3. Dari jumlah itu, baru 150 produsen yang siap memproduksi komponen mobil murah. "Beberapa sudah berproduksi dari tahun lalu ataupun perluasan produsen dari yang sudah ada," jelasnya.

Hadi bilang kepastian terkait kebijakan mobil murah bakal memantapkan industri komponen untuk menentukan rencana bisnis. Maklum, beleid mobil murah yang terbit lebih lambat dari yang dijadwalkan membuat beberapa produsen komponen terpaksa menunda rencananya.

General Manager PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) Taufik Surya mengatakan, industri komponen yang bergariah bakal berdampak positif pada kinerja perusahaannya.

Pasalnya, permintaan pipa baja perusahaan sebagai bahan baku komponen juga akan meningkat. "Kami melihat peluang pasarnya bagus," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi