KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Senin (6/1), program ambisius Presiden, Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk memberikan makanan gratis kepada lebih dari seperempat populasi Indonesia, resmi dimulai. Meskipun merupakan salah satu janji utama dalam kampanye Pemilu yang mengantarkan Prabowo ke posisi puncak tahun lalu, peluncuran program ini dilakukan tanpa banyak sorotan, dengan hanya 190 dapur yang terlibat pada hari pertama untuk menyiapkan makanan bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil di lebih dari 20 provinsi.
Tujuan Program Makanan Gratis
Program ini bertujuan untuk memberikan makanan gratis kepada 82,9 juta orang Indonesia pada 2029, yang merupakan sekitar 30% dari total populasi negara yang berjumlah 280 juta jiwa.
Program ini dimulai dengan pemberian makanan untuk 570.000 orang pada hari pertama, sebagai langkah awal dari rencana besar yang melibatkan distribusi makanan secara masif di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Hingga Akhir 2025, Pemerintah Targetkan 5.000 Dapur MBG Siap Beroperasi Logistik dan Biaya Program
Program makanan gratis ini diperkirakan akan membutuhkan upaya logistik yang sangat besar ketika dilaksanakan sepenuhnya. Diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 71 triliun (sekitar US$4,39 miliar) pada tahap pertama tahun ini, yang akan menyediakan makanan bagi 15 juta orang. Program ini sebelumnya diperkirakan akan memakan biaya sebesar US$28 miliar selama lima tahun, yang memicu kekhawatiran di kalangan beberapa ekonom tentang dampaknya terhadap kestabilan fiskal Indonesia yang sudah diperoleh dengan susah payah. Prabowo membela kebijakan ini, dengan menyatakan bahwa program ini memiliki tujuan strategis untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak-anak dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tingkat regional. Meskipun mendapat kritikan mengenai biaya yang besar, Presiden Prabowo menilai program ini sebagai investasi jangka panjang yang penting untuk kesejahteraan rakyat.
Pelaksanaan Program di Sekolah
Pada hari pertama pelaksanaan program, di sebuah sekolah dasar di Jakarta Barat, staf sekolah membawa nampan makanan ke kelas, di mana para siswa mengambil makanan mereka satu per satu. Makanan yang disajikan terdiri dari nasi, ayam goreng, tahu goreng, kacang-kacangan, dan jeruk.
Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Gandum Buat Pakan Ternak Hana Yohana, seorang orangtua siswa kelas satu, menyatakan harapannya agar program ini terus berlanjut, karena sangat membantu meringankan rutinitas pagi mereka. “Alhamdulillah, ini membantu kami. Biasanya kami harus bekerja keras menyiapkan makanan setiap pagi, dan sekarang tidak perlu,” katanya. Program ini, yang dijalankan dengan bantuan pemerintah dan militer, telah menjalankan program percontohan di berbagai daerah, di mana mereka telah membagikan makanan yang terdiri dari nasi, ayam, dan susu.
Jumlah penerima makanan diperkirakan akan bertambah secara bertahap menjadi 3 juta orang pada bulan Maret, dan lebih banyak lagi sepanjang tahun. Meskipun susu akan diberikan, itu tidak akan disalurkan setiap hari, karena Indonesia baru saja mengimpor sapi perah dari Australia untuk meningkatkan produksi susu di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo