Program Makmur Pupuk Indonesia Himpun Pendanaan Rp 2,93 Triliun di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Realisasi program Makmur yang sebelumnya bernama Agrosolution Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di sepanjang 2022 di atas target yang dicanangkan sebelumnya.  

Project Manager Makmur Pupuk Kaltim, Adrian R.D. Putera menyampaikan target di sepanjang 2022 dapat dicapai hingga 110,2% atau terlaksana di atas lahan seluas 66.136 hektare. Adapun target yang dicanangkan sebelumnya 60.000 hektare. 

Adapun jumlah petani yang dapat terlibat dalam program ini sebanyak 30.577 petani atau mencapai 122,3% dari target.  Adrian mengungkapkan, dana yang bergulir dalam program Makmur senilai Rp 2,9 triliun di seluruh Indonesia pada 2022. 


“Pendanaan per-komoditas sebagian besar Rp 1,2 triliun disalurkan untuk perkebunan sawit, kemudian Rp 931 miliar untuk tebu, Rp 526 miliar untuk padi, dan Rp 254 miliar untuk jagung,” jelasnya dalam media briefing “Efektivitas Program MAKMUR sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional” secara virtual, Rabu (1/3). 

Baca Juga: Komitmen pada Keberlanjutan, Pupuk Kaltim Raih The Best Indonesia Green Awards 2023

Sumber pendanaan ini sebagian besar masih dari swadaya senilai Rp 1,69 triliun, kemudian dari bank, lalu distributor, APBN/APBD, dan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Adrian menjelaskan, pendanaan ini sebagian besar masih dialokasikan untuk petani, kelompok tani, dan koperasi. 

Adrian memaparkan, berdasarkan data kumulatif yang direkam, terjadi rata-rata kenaikan produktivitas perkebunan padi dari 5,4 juta ton per-hektare menjadi 6,8 juta ton per-hektare.

Begitu juga dengan komoditas jagung di mana produktivitas naik dari sebelumnya 5,7 juta ton per hektare menjadi 7,1 juta ton per hektare. 

Di sepanjang 2023, Adrian menargetkan program Makmur PKT akan dilaksanakan di atas lahan seluas 64.000 hektare dengan target petani yang dilibatkan sebanyak 32.000. 

“Di tahun ini program Makmur tidak ada lonjakan jumlah luas lahan yang signifikan karena memang kami lebih menekankan untuk meningkatkan kualitas pendampingan kepada petani maupun kelompok petani yang dibina,” jelasnya. 

Baca Juga: Pupuk Kaltim Raih Sertifikasi Produsen Pupuk Ramah Lingkungan

Adrian bercerita kualitas pendampingan dalam program ini masih memiliki kekurangan, khususnya pada jumlah tenaga agronomis untuk membantu petani di wilayah yang menjadi tanggung jawab PKT. Dia menegaskan, di tahun ini, pihaknya akan menyempurnakan kualitas pendampingan. 

Selain itu, pihaknya juga akan menjalankan digital farming di mana data-data akan diolah secara digital dengan aplikasi yang diluncurkan di tahun ini dengan harapan validitas data bisa lebih baik dari pelaksanaan program Makmur di 2022. 

Adrian menjelaskan, kualitas validasi data untuk program Makmur bisa menjadi standard atau pegangan untuk PKT dan Pupuk Indonesia serta BUMN lain, terkhusus untuk data-data pertanian. 

Dia melihat tantangan yang akan dihadapi industri pupuk di Indonesia di tahun ini dan beberapa tahun mendatang ialah program ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan. Program Makmur ini dibuat agar petani dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan. 

Baca Juga: Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Tegaskan Pasokan Gas untuk Pabrik Tercukupi

Program Makmur ini diklaim dapat meningkatkan produktivitas hingga 25% dan pendapatan hingga 52% tergantung dengan nilai ekonomis komoditasnya. Jika komoditas tertentu seperti kentang atau produk holtikultura seperti cabai, pendapatan akan lebih tinggi dibandingkan padi dan jagung. 

Tidak kalah penting, lanjut Adrian, melalui program ini, PKT dapat menjamin stok pupuk di sepanjang tahun ini sesuai rencana pemerintah. 

“Jadi memang ada target yang menantang di 2023 tapi dengan keberhasilan mencapai target 2022, kami yakin 2023 dapat melaksanakan amanah program ini dari induk kami,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli