Program Minyakita di Kuartal I Tak Capai Target



JAKARTA. Penjualan minyak goreng curah bersubsidi merek Minyakita tak mencapai target. Dari catatan Departemen Perdagangan, dari target penyaluran 30.000 ton Minyakita di tiga bulan pertama 2009, yang terealisasi cuma 24.000 ton. Dengan kata lain, dari target rata-rata 10.000 ton per bulan, yang terealisasi cuma 8.000 ton per bulan.

Menurut Direktur Bina Pasar dan Distribusi Departemen Perdagangan Jimmy Bella, target penyaluran Minyakita tak tercapai karena dari total 25 perusahaan yang semula ikut berkomitmen memproduksi Minyakita, belakangan mundur. "Yang aktif paling cuma sembilan perusahaan," katanya, akhir pekan lalu.

Asal tahu saja, akibat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak anggaran subsidi Minyakita sebanyak Rp 800 miliar, penjualan minyak goreng dilakukan dua cara. Pertama, penjualan langsung dari industri, harganya mengikuti harga pabrik. Kedua, model pelayanan ala Corporate Social Responsibility (CSR) seharga Rp 6.000 per liter.


Para pengusaha produsen Minyakita tak memungkiri jika program CSR dilanjutkan dengan menggunakan kisaran harga Rp 6000 per liter bakal bikin mereka makin tekor.

"Sinar Mas sudah salurkan 235.000 liter Minyakita saat ini. Kalau tiap minyak goreng itu rata-rata kami subsidi Rp 2.500 per liter, maka subsidi yang kami keluarkan untuk CSR ini sudah sekitar Rp 588 juta. Ini belum termasuk ongkos kirim ke daerah-daerah," tegas Octavianus Geuther, Asistent Vice President Corporate Affairs and Communications PT Smart Tbk, salah satu produsen Minyakita. Ketua Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia Adiwisoko Kasman mengaku akan terus melanjutkan program Minyakita meski merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie