Program Pembelian Bitcoin El Salvador Dinilai Tak Berdampak Signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El Salvador, salah satu negara pelopor adopsi kripto, terus melanjutkan program "1 Bitcoin (BTC) per hari" dengan konsisten membeli kripto meskipun kondisi pasar sedang lesu. Namun, sejumlah analis mengatakan hal ini tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan harga BTC dalam jangka pendek. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan program pembelian "1 BTC per hari" oleh El Salvador memang bisa memiliki dampak terhadap harga Bitcoin, meskipun dampaknya tidak signifikan dan tak langsung terlihat dalam jangka pendek. Menurutnya, pembelian secara harian oleh El Salvador menambah permintaan stabil di pasar Bitcoin. 

“Meskipun 1 BTC per hari tampak kecil dibandingkan total volume perdagangan harian Bitcoin, konsistensi pembelian ini bisa membantu menjaga permintaan,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7). 


Fyqieh mengatakan, dengan pasokan Bitcoin yang terbatas yaitu, maksimal 21 juta BTC, maka peningkatan permintaan dari pembelian rutin bisa berpotensi mengurangi pasokan yang tersedia di pasar, yang pada akhirnya bisa meningkatkan harga.

Selain itu, dia menilai bahwa program ini dapat meningkatkan kepercayaan investor lain terhadap Bitcoin. Melihat bahwa sebuah negara secara konsisten membeli Bitcoin, bisa mendorong persepsi bahwa Bitcoin adalah aset yang stabil dan aman untuk diinvestasikan. 

“Negara lain atau institusi besar mungkin akan terinspirasi oleh langkah El Salvador dan mulai melakukan pembelian serupa, yang dapat lebih lanjut mendorong harga naik,” imbuhnya. 

Baca Juga: El Salvador Lanjutkan Pembelian Bitcoin, Sinyal Aset Digital Jangka Panjang

Kendati begitu, Fyqieh mengatakan bahwa Bitcoin dikenal sangat volatil dan dipengaruhi oleh banyak faktor lain seperti regulasi, adopsi teknologi, dan berita ekonomi global. Meskipun pembelian El Salvador dapat memberikan dukungan harga, fluktuasi pasar lainnya tetap bisa mendominasi.

Selain pembelian, Fyqieh bilang, penting juga untuk melihat bagaimana Bitcoin digunakan dalam ekonomi El Salvador. Penggunaan nyata Bitcoin dalam transaksi sehari-hari dan integrasi dengan sektor ekonomi bisa memberi dampak lebih signifikan dalam jangka panjang.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa Bitcoin telah menunjukkan volatilitas harga yang tinggi akhir-akhir ini. Penurunan tekanan jual menyebabkan BTC jatuh di bawah zona support utama di US$ 60.000, menyentuh level sekitar US$ 57.000 atau sekitar Rp 927 juta. 

Penurunan ini dipicu oleh berbagai sentimen negatif, termasuk penjualan BTC oleh pemerintah Jerman dan Amerika Serikat, serta distribusi Bitcoin dari MTGox. Dan peristiwa positif mendatang seperti distribusi uang tunai FTX dapat meningkatkan harga.

Sementara itu, berdasarkan CoinmarketCap, harga Bitcoin menguat 0,66% ke level US$ 58.537 pada perdagangan Kamis (11/7) pukul 20.15 WIB. 

Menurut Fyqieh, salah satu faktor yang bisa mendorong harga Bitcoin kembali ke level US$ 60.000 atau sekitar Rp972 juta adalah perkembangan signifikan terkait ETF Ethereum dan dampaknya terhadap BTC. 

“Menurut laporan terbaru, enam perusahaan manajemen aset sedang bersaing untuk mendapatkan izin perdagangan ETF Ethereum dan telah menyerahkan formulir S-1 yang diperbarui, menunjukkan persetujuan SEC mungkin akan segera terjadi,” katanya. 

Menurut Fyqieh, Bitcoin saat ini berada dalam kondisi oversold, dengan dua katalis potensial yang bisa mendongkrak harga, diantaranya yaitu, data CPI AS dan kemungkinan persetujuan SEC terhadap ETF Ethereum pada 18 Juli mendatang. 

Peristiwa ini dapat memicu short-covering dan reli singkat, memberikan kelegaan sementara dari tren penurunan saat ini dan memberikan indikasi arah masa depan Bitcoin.

Fyqieh memprediksi, tren saat ini menunjukkan bahwa adanya reli kenaikan harga baru pada kuartal ketiga tahun 2024. Potensi kenaikan suku bunga dapat mendorong Bitcoin mendekati US$ 60.000, meskipun mempertahankan level ini mungkin terbukti sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih