Program PEN Covid-19 Berakhir, Ini Kata Ekonom Segara Institute



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menghentikan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Covid-19 untuk tahun ini. Imbasnya, pemberian insentif menjadi berkurang.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai, sebenarnya insentif pemerintah yang terdapat dalam Program PEN Covid-19 tidak banyak berpengaruh ke daya beli masyarakat. Sebab, insentif tersebut bersifat sangat terbatas dan ditujukan kepada kelompok masyarakat bawah.

"Sementara kontribusi kelompok masyarakat bawah terhadap konsumsi nasional hanya sekitar 10% saja," ucap dia kepada Kontan.co.id, Minggu (16/4).


Baca Juga: Program PEN Berakhir, Suahasil: APBN Tetap Dukung Pemulihan Ekonomi 2023

Terkait hal itu, Piter berpendapat kontribusi terbesar konsumsi nasional berasal dari kelompok menengah atas yang mana tidak menjadi target dari insentif atau bantuan dari pemerintah.

Selain itu, daya beli kelompok bawah juga lebih dipengaruhi oleh pekerjaan. Ketika perekonomian sudah berangsur pulih, maka banyak kelompok bawah yang mendapatkan kembali pekerjaan mereka. Upah dari bekerja jauh lebih besar ketimbang bantuan dari pemerintah.

"Oleh karena itu, jelas tidak diperlukan bantuan atau insentif untuk mendongkrak daya beli, ketika masyarakat sudah mendapatkan kembali pekerjaan mereka," kata dia.

Pemerintah memutuskan untuk tidak mengeluarkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2023 ini. Artinya, penyaluran dana PEN telah berakhir di tahun 2022 lalu.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, meski program PEN tidak dilanjutkan di tahun ini, namun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus didorong untuk menjaga masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi melalui berbagai program di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto