KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) masih seret. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sejak tahun 2017-2024 realisasi PSR hanya mencapai 360.000 hektar. Capaian ini terbilang rendah, mengingat target pemerintah untuk realisasi PSR sebetulnya sebesar 180.000 hektar di setiap tahun.
"Sejak tahun 2017, Indonesia telah memberikan hibah PSR untuk sekitar 360.000 hektar dan memberikan manfaat kepada 158.000 petani kecil," kata Airlangga dalam keterangannya, Jum'at (8/11).
Baca Juga: Peraturan Antideforestasi Mirip Uni Eropa Berpotensi Diberlakukan Negara Lain Walau begitu, Airlangga memastikan pemerintah terus berkomitmen menggenjot program PSR guna meningkatkan produksi dalam negeri. Dirinya juga menyebut, sawit menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang saat ini masuk dalam prioritas arah kebijakan pangan Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, sawit juga didorong dapat menjadi alternatif sumber energi selain fosil melalui kebijakan biodiesel. "Elemen kunci dari kebijakan tersebut yakni kewajiban biodiesel berbasis kelapa sawit (B35) untuk industri transportasi yang akan ditingkatkan menjadi B40 pada tahun 2025," urainya.
Baca Juga: Gapki Prediksi Produksi CPO Tahun 2024 Turun 5%, Ini Penyebabnya! Untuk itu, sejumlah strategi perlu diterapkan untuk mengelola produksi kelapa sawit dengan baik, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi, kebutuhan energi, dan ketahanan pangan sekaligus melindungi lingkungan.
Meski demikian, Airlangga mengakui tantangan bagi sektor kelapa sawit ke depan juga akan terus bergulir. Industri seringkali menghadapi tekanan eksternal terkait permasalahan lingkungan hidup yang terkadang disajikan dengan data yang tidak seimbang atau tidak akurat, seperti European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .