KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Program kerja sama SMK Pusat Keunggulan (PK) Bogasari dengan sekolah SMKN 3 Sukabumi terus membuahkan manfaat. Tidak hanya sebatas manfaat pendidikan, tapi juga manfaat usaha buat sekolah. Seperti halnya pada Ramadan yang lalu, penjualan aneka kue kering melalui kegiatan usaha Teahcing Factory (TEFA) Cullinary, SMKN 3 berhasil menembus penjualan 300 juta lebih atau tepatnya Rp 339.260.000. Angka penjualan ini merupakan rekor terbaru sekaligus terbesar sejak SMKN 3 Sukabumi produksi kue kering tahun 2021 lalu.
“Ini adalah manfaat atau hasil kerja sama program SMK PK jurusan tata boga yang dijalankan sekolah kami dengan Bogasari. Karena melalui kerja sama SMK PK ini, kami banyak mendapatkan ilmu baik dari sisi teori bahkan praktik langsung dari para baker Bogasari Baking Center (BBC),” ucap Ira yulia, Wakil kepala SMKN 3 Sukabumi dalam siaran pers evaluasi kerja sama SMK PK Bogasari.
Baca Juga: Daya Beli Membaik, Ini Prospek Sektor Consumer di Tahun 2023 Ira menjelaskan, khusus dalam rangka produksi kue kering pada lebaran kali ini sebanyak 11 guru tata boga SMKN 3 Sukabumi belajar khusus di Bogasari Baking Center pada bulan Februari. Dari pagi sampai sore, ada 4 resep yang diajarkan baker BBC dengan konsep full hands on atau 80 persen praktik yakni Nastar, Lidah Kucing, Putri Salju Oreo dan Nutella Thumbprint Cookies. Alhasil, pada produksi kue kering kali ini, unit TEFA Cullinary SMKN 3 Sukabumi berhasil memproduksi 3.051 toples kue kering. Total ada 9 jenis kue kering yakni Nastar, Putri Salju, Kaastengels, Sagu Keju, Black Cookies, Chocotumprint, Peanut Cookies, Rainbow Cookies, dan Cokelat Stick. Kesembilan jenis kue kering ini dijual dalam 2 kemasan yakni kemasan 500 gram dan 800 milliliter. Harganya variatif mulai dari yang terendah Rp 57.500 hingga yang termahal Rp 97.500. Produksi dan penjualan kue kering TEFA Cullinary SMKN 3 Sukabumi di lebaran kali ini meningkat dibanding tahun lalu. Dibandingkan sebelum ada kerja sama dengan Bogasari hanya produksi 1.600 toples di tahun 2022 dan sebanyak 1.400 toples tahun 2021. “Berkat ilmu dari Bogasari, mulai dari teknik pembuatan, tips pemasaran, bahkan seputar kemasan, makanya produksi kali ini meningkat hampir 2 kali lipat. Semoga kerja sama SMK PK ini terus berlanjut,” ungkap Ira Yulia yang juga menjadi koordinator tim pemasaran.
Baca Juga: Prospek Indofood Sukses Makmur (INDF) Diramal Lebih Baik, Simak Rekomendasi Sahamnya Produksi ribuan toples kue kering SMKN 3 Sukabumi ini melibatkan 11 guru, 3 asisten dan 185 siswa kelas X jurusan tata boga. Produksi berlangsung sejak tanggal 8 Maret sampai 12 April yang dibagi dalam 2 shift yakni jam 06:30-12:00 dan pukul 10:00-15:00. Untuk menghasilkan 3 ribu toples kue kering ini membutuhkan bahan baku sebanyak 23 sak (@25 kg) terigu Kunci Biru dan 3 sak terigu Segitiga Biru atau total 650 kg. Pembelinya pun beragam, mulai dari individu, perusahaan, instansi pemerintahan, alumnus SMKN 3, bahkan re-seller. Mereka ada yang berasal dari luar kota Sukabumi seperti Bogor, Depok, Cianjur, Bandung, hingga Jakarta. Pesanan terbanyak justru dari re-seller sebanyak 180 orang dengan jumlah total pesanan 2.340 toples. Menanggapi hal itu, Vice President Human Resources (HR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari sangat mengapresiasi akan perkembangan keahlian sekaligus peningkatan usaha TEFA Cullinary SMKN 3 Sukabumi sejak menjalin kerja sama SMK PK dengan Bogasari pada September 2022 lalu. Meningkatnya kapasitas produksi dan omset kue kering ini menjadi parameter keberhasilan pendampingan kurikulum pendidikan tata boga dari Bogasari kepada sekolah. Hal ini juga selaras dengan tema hari pendidikan nasional 2023 yakni "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".
Baca Juga: Hadapi Tantangan Tahun Depan, Bogasari Siap Berkolaborasi dengan UKM Sebagai perwakilan dari elemen industri, Bogasari berkomitmen terus ambil bagian dalam peningkatan pendidikan dengan konsep merdeka belajar, artinya para siswa SMKN misalnya, ilmu tidak hanya didapat di sekolah tapi juga dari dunia industri bahkan UKM. Bukan hanya dibekali teori, tapi juga metode pembelajaran berdasarkan proyek atau kegiatan nyata (Project Based Learning). “Jadi melalui usaha TEFA Cullinary ini para guru dan siswa belajar sekaligus berusaha. Disinilah peran yang ingin diambil Bogasari sebagai industri bahan pangan atau kuliner. Dengan demikian, tujuan dari kerja sama SMK PK ini tetap terjaga yakni mencetak lulusan SMK tata boga yang punya kompetensi lebih dan siap berusaha,” jelas Anwar. Kerja sama program SMK PK Bogasari dengan SMKN 3 Sukabumi berlangsung 3 tahun. Ada banyak bentuk kegiatan yang digelar, mulai dari baker mengajar, kelas pelatihan digital marketing, kunjung industri, magang industri hingga menerjunkan para siswa dan guru belajar langsung di UKM. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli