Program Swasembada Pangan Berpotensi Kerek Penyaluran Pembiayaan Alat Berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat berpotensi terkerek seiring kehadiran Program Swasembada Pangan yang digagas pemerintah.

Menanggapi hal ini, perusahaan pembiayaan PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) menilai adanya Program Swasembada Pangan juga dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan alat berat di sejumlah perusahaan multifinance.

Namun, Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno mengatakan peningkatan tersebut baru bisa dirasakan dalam waktu 3-6 bulan mendatang. 


Baca Juga: Program Swasembada Pangan Bisa Dongkrak Penyaluran Pembiayaan Alat Berat

"Karena kalau beli alat berat itu tidak bisa langsung hari pesen besoknya sudah ready seperti beli pesen motor atau mobil, alat berat itu mesti dibuat dalam waktu yang lama, maka peningkatan penyaluran pembiayaannya baru bisa dirasakan 3-6 bulan ke depan," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).

Disamping itu, Suwandi menerangkan untuk kondisi penyaluran pembiayaan alat berat di CSUL Finance hingga November 2024 tumbuh sebesar 10% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Namun, ia tak berkenan untuk menyebutkan besaran nominalnya.

Ia menuturkan bahwa pertumbuhan tersebut didukung oleh sektor tambang nikel dan batubara yang sampai saat ini masih mendominasi penyaluran pembiayaan alat berat di CSUL Finance.

"Selain itu, sektor nikel dan batubara masih cukup banyak yang berinvestasi dan peningkatan produksinya selalu terjadi. Dua sektor inilah yang membuat penyaluran pembiayaan alat berat di CSUL Finance bisa terus tumbuh," kata dia.

Suwandi berharap pada tahun 2025, penyaluran pembiayaan alat berat di CSUL Finance bisa tumbuh sebesar 5-10%. Hal ini selaras dengan pertumbuhan segmen alat berat yang masih berpotensi hingga tahun depan, mengingat sektor konstruktif masih tetap tumbuh didukung oleh belanja modal dari pemerintah dan penanaman modal asing.

Suwandi juga mengungkapkan bahwa target pada tahun ini, pembiayaan alat berat bisa mencapai Rp 1,35 triliun sampai dengan Rp 1,4 triliun.

“Karena tren Kuartal-IV rencana investasi biasanya turun,” tambah Suwandi.

Baca Juga: Program Swasembada Pangan Berpotensi Kerek Industri Alat Berat

Di sisi lain, berkaitan dengan alat berat bertenaga listrik yang mulai diperkenalkan di Indonesia saat ini, Suwandi mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kabar baik bagi pengguna alat berat. Pasalnya, menjadi salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam ramah lingkungan.

Kendati demikian, menurut dia, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pembiayaan ketika mencoba untuk mendanai alat berat bertenaga listrik. Di antaranya adalah ketangguhan alat berat listrik, after sales, warranty, harga investasi, harga resale value alat berat listrik.

“Sehingga untuk penambahan pembiayaan, belum bisa dibilang dapat dirasakan langsung signifikan datang dari alat berat listrik,” tandasnya.

Selanjutnya: Wujudkan Corporate Citizenship, Trakindo Konsisten Terapkan Prinsip Keberlanjutan

Menarik Dibaca: Cara Melihat Spotify Wrapped 2024 untuk Mengetahui Playlist Selama 1 Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .