Program Yuk Nabung Saham BEI dinilai ambigu



JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak membuat program sosialisasi pasar modal untuk menarik investor baru masuk ke pasar modal. Salah satunya adalah program Yuk Nabung Saham.

Namun, program BEI ini dikritik oleh para analis. Pasalnya, penamanaan yang dipakai bermakna ambigu. Diksi 'Nabung' dinilai dapat mengaburkan persepsi publik mengenai pasar saham sendiri.

Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan, bahwa BEI harusnya tidak menggunakan kata-kata 'Menabung'. Pasalnya, dalam investasi pasar saham, kata menabung tidak relevan dengan kondisi pasar modal yang memiliki risiko kepada investornya.


"Tagline Yuk Nabung Saham itu keliru. Menabung itu kan unsur risikonya bisa ditolerir, sedangkan aspek risiko belum tentu bisa ditolerir. Investor kan tidak bisa memprediksi kapan saham itu naik dan kapan turun, jadi ini bukan menabung," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (22/12).

Ia menyarankan, tahun depan BEI tidak hanya mempromosikan pasar modal saja. Tetapi juga mengedukasi investor mengenai risiko di pasar modal. Oleh karenanya tagline tersebut harus diubah.

"Saya sarankan diganti jadi Yuk Investasi Saham, kalau Yuk Nabung beda dong, persepsi orang juga beda," lanjutnya.

Senada dengan Lucky, Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menyatakan, bahwa program menarik investor baru oleh BEI sangat baik. Apalagi saat ini investor Indonesia sangat kecil, hanya berkisar 450.000 orang saja. Namun dirinya tidak setuju bila kata menabung dijadikan tagline.

"Tentang Yuk Nabung Saham itu konsepnya bagus, tapi kita harus hati-hati dengan kata nabung tadi apalagi ke siswa dan mahasiswa," ujarnya.

Ia melihat, BEI harus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai risiko. Jangan sampai program yang masif dan baik ini justru berdampak jelek terhadap pasar modal. Oleh karenanya, dirinya mengatakan BEI perlu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai pasar modal.

"Jangan sampai banyak orang yang rugi di pasar, kemudian itu menghalangi. Nanti karena pemahaman yang kurang, kemudian dia gagal dan bicara ke semua orang kalau main saham itu merugikan, ya orang enggak mau jadi investor. Jadi sebaiknya kata nabungnya diganti lah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri