Progres Proyek Pipa Cirebon-Semarang Tahap I Capai 28,8%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Progres pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang Tahap I telah mencapai 28,8%. Asal tahu saja, proyek itu sudah dimulai pada Agustus 2022 lalu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, dengan perkembangan yang ada, proyek ini diharapkan rampung pada tahun depan.

"Pembangunan tahap I telah dimulai, progresnya mencapai 28,8% dan ditargetkan selesai pada akhir 2023," kata Tutuka kepada Kontan, Senin (10/10).


Dia melanjutkan, jika nantinya proyek ini rampung maka pengaliran gas sudah bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gas industri.

Asal tahu saja, Proyek Pipa Cisem Tahap I meliputi ruas Semarang-Batang. Proyek Cisem merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan bagian dari rencana interkoneksi pipa transmisi antara jaringan pipa transmisi Sumatra, Jawa Bagian Barat dengan jaringan pipa transmisi Jawa Bagian Timur.

Interkoneksi pipa ini memperkuat rantai suplai pasokan gas bumi dan dapat diakses masyarakat dengan harga terjangkau secara berkelanjutan, terutama untuk kebutuhan sektor industri eksisting di sepanjang jalur pipa dan kawasan-kawasan industri yang akan segera beroperasi di beberapa wilayah.

Baca Juga: Indonesia Miliki Potensi Gas Bumi, SKK Migas Soroti Kesiapan Infrastruktur

Antara lain, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Ekonomi Khusus Kendal dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang di Jawa Tengah, serta kawasan industri lainnya yang sedang dalam proses perencanaan.

Proyek senilai Rp 1,17 triliun ini akan dibangun dengan dana APBN dan dilakukan melalui Kerjasama Operasi (KSO) PT PP – Elnusa.

Pada Tahap-1 lingkup proyek pekerjaan ini adalah pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Semarang-Batang berikut fasilitas pendukungnya dengan diameter pipa 20 inchi untuk mentransmisikan gas alam dengan kapasitas 116-235 MMSCFD sepanjang + 62 km dari Platform ESDM Semarang di Tambakrejo (pada tekanan operasi 550 – 750 psig), melalui jalan nasional di utara Kota Semarang hingga pintu tol Krapyak dan melalui ROW tol Semarang-Batang, hingga Stasiun ESDM Batang.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, infrastruktur gas bumi dibutuhkan untuk dapat mengalirkan potensi gas yang ada.

Menurutnya, berbeda dengan minyak yang dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan mudah, gas bumi membutuhkan dukungan infrastruktur.

Baca Juga: PGN dan Jaya Real Property Kolaborasi Penuhi Kebutuhan Gas Bumi Rumah Tangga & Horeka

"Oleh karena itu Indonesia membutuhkan infrastruktur di gas supaya bisa mobile," kata Dwi, pekan lalu.

Dia pun melanjutkan, potensi gas yang besar di Aceh bagian utara nantinya dapat dialirkan ke Selatan dan seterusnya.

Dwi pun berharap proyek-proyek infrastruktur gas bumi dapat segera dijalankan.

"Oleh karena itu pipa dari Semarang ke Cirebon, pipa dari Dumai ke Sei Mangkei harus sesegera mungkin," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari