KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia menyatakan proses pembangunan smelter katoda tembaga di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur sudah mencapai lebih dari 50% per-akhir tahun lalu. Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Riza Pratama menjelaskan, perkembangan pembangunan smelter katoda tembaga hingga akhir tahun 2022 sudah mencapai lebih dari 50%. “Kami targetkan selesai konstruksi pada Desember 2023,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/1).
Riza menjelaskan, setelah penyelesaian konstruksi, PTFI akan lanjut dengan proses pre-commissioning dan commissioning sehingga fasilitas pemurnian baru dapat mulai beroperasi pada akhir Mei 2024. Baca Juga: Kebijakan Pelarangan Ekspor Tembaga Terancam Molor, Ada Pemicunya? Adapun kapasitas produksi smelter yang sedang dibangun PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE - Gresik adalah sebesar 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Adapun smelter ini nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. Sebagai informasi, pada Desember 2018, PTFI telah menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Pemerintah Indonesia yang memungkinkan PTFI untuk tetap beroperasi di wilayah pertambangan mineral Grasberg hingga 2031. Dalam IUPK tersebut, disebutkan bahwa PTFI memiliki hak perpanjangan operasi hingga 2041, dengan syarat PTFI menyelesaikan pembangunan smelter baru dan memenuhi kewajiban perpajakan kepada Pemerintah Indonesia. Sejalan dengan IUPK tersebut, PTFI sudah mulai membangun smelter baru dengan nama Smelter Manyar. Ini adalah smelter kedua PTFI setelah pada 1996 PTFI membangun smelter peleburan tembaga pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama PT Smelting Gresik. Baca Juga: Jika Ekspor Konsetrat Tembaga Distop Tahun Ini, Begini Nasib Freeport dan Amman