KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping menyaksikan uji coba operasional Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) secara daring pada Rabu (16/11). Ini menjadi salah satu agenda Pertemuan Bilateral Republik Indonesia (RI) – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di tengah perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali. Dalam laporannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyebutkan kemajuan pembangunan kereta cepat saat ini sudah mencapai 80,4%.
"Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini adalah salah satu proyek utama 'Global Maritime Fulcrum' dan inisiatif 'Belt and Road' yang menjadi
landmark kerja sama Indonesia dan Tiongkok," ujar Luhut dalam keterangan resminya, Kamis (17/11). KCJB merupakan tonggak modernisasi transportasi perkeretaapian di Indonesia, akan menghubungkan Jakarta dan Bandung dengan waktu tempuh 36 menit, jauh lebih cepat dibandingkan durasi 3 jam dengan kereta api konvensional.
Baca Juga: 5 Fakta Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping di KTT G20 Bali Saat diluncurkan, Indonesia nantinya akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan kereta cepat. “Teknologi yang digunakan pada Kereta Cepat Jakarta Bandung menggunakan fitur kereta cepat Tiongkok yang sangat canggih, teruji, dan berkelas dunia, diantaranya jalur lintasan yang berstandar internasional yang disesuaikan dengan kondisi geologis Indonesia,” ujar Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi. Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan sistem kontrol kereta Chinese Train Control System Level 3 (CTCS-3) dan fitur
cabin noise yang mampu meredam getaran dan kebisingan secara optimal walau dalam laju sangat cepat. KCJB mampu melesat dengan kecepatan 420 km/jam dan kecepatan operasional 350 km/jam. Pada uji coba operasional ini, tim KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) mengoperasikan Kereta Inspeksi yang meluncur mulus sepanjang 15 kilometer dari Stasiun Tegalluar Bandung menuju Casting Yard 4 di atas jalur uji KCJB. Kereta inspeksi KCJB dirancang mampu mendeteksi kondisi lintasan, kelistrikan, komunikasi, persinyalan, dan respons dinamis kereta. “Kereta inspeksi juga sudah teruji dalam mendeteksi berbagai isu dari lingkungan sekitar lintasan, serta mampu memberikan akurasi laporan kondisi lintasan tingkat tinggi secara
real-time,” kata Dwiyana. Kereta inspeksi ini akan dioperasikan setiap hari sebelum jalur digunakan untuk kereta penumpang.
Baca Juga: Luhut: Proyek Kereta Cepat Harus Jadi dan Tak Boleh Mundur Uji coba ini, yang merupakan bagian dari persiapan jelang pengoperasian KCJB pada pertengahan 2023, juga memperlihatkan fitur-fitur unggul kereta penumpang KCJB yang dilengkapi teknologi canggih. Kereta penumpang yang nyaman, modern, lebih luas, dan ramah difabel ini sarat unsur keindonesiaan, dengan desain kepala kereta terinspirasi dari kepala komodo, dan lapisan kursi penumpang menggunakan motif batik mega mendung khas Jawa Barat.
“Kapasitas penumpang dalam sekali perjalanan mencapai lebih dari 600 penumpang, yang terdiri dari kelas VIP, first class dan second class,” jelasnya. Sebagai tambahan, proyek KCJB berhasil merampungkan sejumlah pencapaian sejak pembangunan berskala penuh dimulai pada Juni 2018. Seluruh konstruksi layang, jembatan dan terowongan telah selesai. Di sisi lain pemasangan rel di jalur utama dari arah Bandung menuju Jakarta masih berlangsung. Berbagai persiapan jelang operasional pun berjalan tanpa hambatan. “Berkat dukungan semua pihak, para kontraktor, pemerintah pusat dan daerah, investor, dan tentunya masyarakat Indonesia, KCJB sudah mencapai berbagai milestone penting," tutup Dwiyana. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari