JAKARTA. Menggeliatnya data properti China Mei 2015 memberikan angin segar bagi harga komoditas industri metal. Apalagi geliat properti ini tidak hanya terjadi di China tapi juga AS. Efeknya, harga komoditas industri metal pun ikut melesat. Adapun menurut Biro Statistik China harga penjualan properti di China Mei 2015 hanya turun di 41 dari 70 kota China. Perlambatan ini membaik dari bulan April 2015 yang mana terjadi penurunan harga jual properti di 47 dari 70 kota China. Rincian kenaikan harga jual properti di China antara lain Shenzen naik 6,6% kenaikan tertinggi sejak Januari 2011, Shanghai naik 2,2% terbesar sejak Maret 2013, Beijing naik 1,1% naik terbanyak sejak Juli 2013 dan Guangzhou naik 1,4%.
Mengutip Bloomberg, Kamis (18/6) pukul 12.32 waktu Hong Kong harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,4% ke level 1.712 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga aluminium masih tergerus 2,17%. Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka menuturkan bahwa kenaikan harga ini jelas terdorong dari optimisme pasar akan meningkatnya permintaan dari industri properti China. Sebagai salah satu konsumen utama komoditas industri metal, kembali positifnya ekonomi China menjadi sinyal positif bagi harga komoditas. “Ditambah USD koreksi, pelaku pasar akhirnya kembali berburu aluminium,” papar Ibrahim. Sebagai catatan index USD hingga Kamis (18/6) pukul 15.21 WIB tercatat turun 0,38% ke level 93,93. Permintaan diduga akan ikut terkerek. “Kalau harga jual membaik semakin banyak orang yang kembali membidik properti,” jelas Ibrahim. Walaupun memang dibutuhkan stimulus yang lebih kencang untuk kembali memulihkan minat pembelian properti kembali seperti semula tapi paling tidak sinyal positif sudah didapat. Selain itu, properti di AS juga menunjukkan perbaikan. Ini juga mendorong tumbuhnya harga komoditas industri metal. Terlihat dari building permits AS Mei 2015 yang naik dari 1,14 juta menjadi 1,28 juta. “Jumat (19/6) harga bisa bertahan naik di kisaran US$ 1.700 – 1.735 per metrik ton dan pekan depan di kisaran US$ 1.650 – 1.735 per metrik ton,” prediksi Ibrahim. Begitu pun Ibrahim menambahkan bahwa penguatan ini bisa bertahan jika kepastian nasib Yunani sudah lebih jelas. Pada sepanjang hari Kamis (18/6) ini menteri-menteri keuangan Eropa dan Yunani bertemu untuk membahas dana talangan bagi pembayaran utang Yunani. “Jika ada sinyal positif dari Yunani harga aluminium bisa semakin terangkat,” duga Ibrahim.
Sedangkan sepanjang sisa tahun 2015 ini harga aluminium bisa sedikit bernapas lega sepanjang sisa kuartal dua dan tiga 2015 mendatang. Sebabnya, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed sedikit mereda. “Nanti harga aluminium baru akan tergerus ketika memasuki kuartal empat 2015 ketika The Fed kembali dihadapkan dengan peluang kenaikan suku bunganya di Desember 2015,” papar Ibrahim. Pasalnya di akhir tahun tekanan tidak hanya datang dari AS tapi juga jika ekonomi Eropa dan China belum membaik, beban komoditas masih besar. Untuk itu Ibrahim menduga di akhir tahun 2015 dengan berkaca pada kenaikan suku bunga AS harga aluminium bisa tenggelam hingga level US$ 1.500 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto