KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri properti Indonesia masih belum bisa meraih kejayaan seperti yang terjadi di tahun 2013. Siklus properti ibarat lingkaran. Meski sudah 10 tahun berlalu dari titik puncak, pertumbuhan sektor ini masih merangkat meninggalkan titik paling bawah. Pengamat properti Nasional Panangian Simanungkalit memprediksi industri properti akan kembali booming pada tahun 2026-2029. Ia melihat, saat ini sinyal-sinyal untuk menuju pergerakan ke titik puncak sudah mulai muncul. Ia menjelaskan, setidaknya ada dua indikator yang harus dipenuhi agar sektor properti kembali booming. Pertama, pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) harus jauh di atas 15%. Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 6% per tahun. “Tahun 2013 saat booming properti, KPR tumbuh hingga 26,5%,” ujar Panangian, Selasa (25/6).
Sinyal menuju booming tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga baik. Pada kuartal I-2024, PDB tumbuh 5,1% secara tahunan atau
year on year (yoy). Bank Indonesia (BI) memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini ada di rentang 4,7%-5,5%.
Baca Juga: Harga Sewa Properti di Hong Kong Pulih ke Level Sebelum Pandemi Sementara itu, penyaluran KPR sudah semakin menggeliat. Data BI mencatat, outstanding KPR perbankan per Mei 2024 sudah tumbuh 14,3% secara yoy, lajunya meningkat bulan sebelumnya yang tumbuh 14,2%. Di sisi lain, lanjut Panangian, pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadikan sektor properti sebagai salah satu fokus utama dalam programnya. Pasangan presiden dan wakil presiden yang akan dilantik pada Oktober mendatang itu mengusung program 3 juta rumah. Menurutnya, program tersebut akan semakin menggairahkan industri properti ke depan. Program tersebut akan membangkitkan semangat bagi para pebgembang yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi perumahan seperti Realestat Indonesia (REI), Apersi dan Himperra, dan lainnya. “Bagi pengusaha properti, program ini memberi sinyal bahwa industri properti akan bangkit di era pemerintahan yang akan datang,” kata Panangian. Panangian menambahkan, sektor properti adalah penggerak perekonomian dan juga memberikan kontribusi dalam pembangunan. Untuk itu menurutnya, pemerintahan mendatang harus bisa melihat ini sebagai peluang yang lebih besar untuk menggerakkan perekonomian. Ia menekankan bahwa peran dan kontribusi pengembang swasta dalam merelasiasikan visi pemerintah sangat besar. Hal ini bisa kita lihat di sekitar Jabodetabek, dimana jumlah properti dalam skala besar seperti Alam Sutera ini telah jadi penggerak perekonomian di kawasannya.
Baca Juga: Kawasan Properti di Koridor Barat Jakarta Bakal Semakin Menggeliat Pada kesempatan, yang sama
Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alvin Andronicus mengungkapkan bahwa penguatan ekonomi dalam pemerintahan mendatang sudah terlihat dengan adanya program 3 juta rumah.
Menurutnya, hal itu akan menggerakkan perekonomian dimana dalam sebuah proyek properti yang dikembangkan yang diikuti dengan multiplier effect kepada 180 sektor lainnya. “Kami melihat, pemerintahan ke depan beorientasi pada perekonomian, dan tentunya sektor bisnis properti adalah salah satunya yang akan didorong karena memberikan efek berantai untuk menggerakkan berbagai industri lainnya,” tegas Alvin. Hanya saja menurut Alvin, pemerintah harus lebih banyak memberikan stimulus yang bekelanjutan untuk menggerakkan pasar, seperti program PPN DTP yang sudah diterapkan beberapa waktu belakangan ini dan memberikan kemudahan terkait perzinanan kepada pengembang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk