Properti & emas bersinar, bank & saham melesu



JAKARTA. Hari raya Imlek alias Tahun Baru China sudah di depan mata. Tahun Kelinci Emas berlalu, berganti dengan tahun Naga Air (Ren Chen) mulai 23 Januari 2012. Bagaimana peruntungan setahun ke depan?

Beberapa pakar Fengshui menyatakan, secara ekonomis, tahun ini peluang yang tersedia tak seelok tahun lalu. Suhu Benny, ambil contoh, melihat perekonomian dunia masih mengalami tekanan berat karena terjadi ketidakseimbangan antara energi langit dan bumi. Menurut Benny, energi langit didominasi air besar. Sementara bumi yang disimbolkan sebagai Naga merupakan elemen tanah yang mengandung air. "Tahun ini air sangat dominant," jelasnya.

Hubungan kedua elemen tersebut merupakan hubungan destruktif di dunia. Sebab, elemen air dapat diserap oleh tanah, namun elemen air juga dapat melongsorkan tanah. Namun, menurut Benny, Indonesia masih beruntung karena berada di garis khatulistiwa yang memiliki energi api tinggi. Energi api tersebut membuat elemen tanah menjadi stabil.Maka, tanah bakal bersinar. Contohnya bisnis bahan bangunan, hotel, hasil bumi, dan industri obat-obatan. Demikian pula bisnis kuliner, supermarket, dan asuransi yang tergolong elemen tanah.


Sebalikmya, elemen kayu, seperti fashion, tekstil, dan mebel akan meredup. Sebab dominasi air membuat kayu membusuk.

Selain itu, bisnis perbankan dan saham juga lesu darah karena kondisi dunia tidak stabil. Demikian pula bisnis jasa, seperti laundri dan transportasi yang berelemen air. Bisnis ini mengalami tekanan karena bencana yang berhubungan dengan tanah dan air.

Berbeda dengan Benny, pakar Fengshui di Bandung, Suhu Liem Boen Hong menilai, bisnis berelemen kayu memiliki prospek cukup baik tahun ini. Alasannya, tanah menjadi tempat tumbuh tanaman. Sebaliknya, bisnis pertanian meredup karena dominasi air membuat gagal panen.

Soal investasi, suhu Acai, pakar Feng Shui di Jakarta meramal, investasi emas masih menarik tahun ini. Sebab, elemen logam selalu menyertai air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie