Properti lesu, laba bersih Surya Semesta susut 53%



JAKARTA. Kuartal III-2014, kinerja pengelola jasa konstruksi dan properti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) anjlok cukup dalam. Tekanan sudah mulai terlihat dari posisi pendapatan konsolidasi perseroan yang mengecil 2,9% menjadi Rp 3,25 triliun.

Disisi lain, beban pokok pendapatan SSIA mengalami kenaikan 7,8% menjadi Rp 2,49 triliun dari sebelumnya Rp 2,31 triliun. Porsi beban ini terhadap pendapatan pun meningkat, dengan porsi sebesar 77% dan 69% masing-masing untuk kuartal III-2014 dan kuartal III-2013.

Alhasil, laba kotor perseroan susut 26% menjadi Rp 764,6 miliar. Tekanan terus berlangsung hingga membuat laba bersih SSIA anjlok 53% menjadi Rp 228,5 miliar dari sebelumnya Rp 486 miliar.


Perlu diketahui, penurunan kinerja ini banyak dipengaruhi oleh menurunnya kinerja lini bisnis properti perseroan. Hingga kuartal ketiga tahun ini, pendapatan properti SSIA menurun 59% menjadi Rp 366,2 miliar. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya, bisnis properti SSIA mampu menyumbang pendapatan hingga Rp 893,2 miliar.

"Penurunan ini disebabkan oleh adanya klaim-klaim terhadap PT Suryacipta Swadaya, selaku entitas anak SSIA yang mengelola kawasan industri kami," tulis manajemen dalam keterangan resminya, (31/11).

Permasalahan ini membuat gerak bisnis SSIA menjadi tidak bebas, sehingga penjualan lahan yang seharusnya dapat mendongkrak kinerja justru menjadi terhambat. Lihat saja, dalam sembilan bulan tahun ini, perseroan hanya mampu menjual 16,6 hektare lahan industri, dengan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) US$ 122,8 per meter persegi.

Padahal, sepanjang sembilan bulan tahun lalu, SSIA mampu menjual lahan industri seluas 73,7 hektare. Sementara, ASP-nya tercatat sebesar US$ 97,1 per meter persegi. Meski ASP tahun ini 26% lebih tinggi, tapi sedikitnya lahan yang dijual hanya membuat SSIA memperoleh pendapatan dari penjualan lahan senilai Rp 242,7 miliar, berbanding Rp 769 miliar di periode sebelumnya.

Selain itu, tekanan juga berasal dari penurunan signifikan bisnis persewaan gedung yang dikelola SSIA, Graha Surya Internusa (GSI). 

"Dalam sembilan bulan pertama 2014 ini, gedung perkantoran tersebut telah berhenti beroperasi sejak awal tahun 2014 sehubungan dengan rencana pembangunan gedung perkantoran baru di lokasi yang sama pada tahun 2015," jelas manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan