JAKARTA. Bak penyakit sampar, tekanan akibat perlambatan sektor properti menular ke PT Arwana Citra Mulia Tbk sedikit retak. Pendapatan dan laba bersih produsen keramik tergerus. Mengacu laporan keuangan, pada semester I 2015, emiten berkode ARNA membukukan pendapatan sebesar Rp 635,35 miliar, turun 21,32% dibandingkan semester I 2014. Adapun, pada semester I Di periode sama, laba turun 64,49% menjadi Rp 52,91 miliar. Sektor properti erat berhubungan dengan industri keramik. Wilbert, Research Associate Sinarmas Sekuritas, menilai, perlambatan sektor properti masih menjadi tantangan besar bagi penjualan industri keramik tahun ini, termasuk ARNA. Kondisi semakin berat, tatkala nilai tukar rupiah terus terkapar di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). “Sebagian besar cost ARNA dalam bentuk dollar, misalnya untuk pembelian gas alam ,” ujar Wilbert kepada KONTAN (2/9).
Properti membikin kinerja ARNA semakin merana
JAKARTA. Bak penyakit sampar, tekanan akibat perlambatan sektor properti menular ke PT Arwana Citra Mulia Tbk sedikit retak. Pendapatan dan laba bersih produsen keramik tergerus. Mengacu laporan keuangan, pada semester I 2015, emiten berkode ARNA membukukan pendapatan sebesar Rp 635,35 miliar, turun 21,32% dibandingkan semester I 2014. Adapun, pada semester I Di periode sama, laba turun 64,49% menjadi Rp 52,91 miliar. Sektor properti erat berhubungan dengan industri keramik. Wilbert, Research Associate Sinarmas Sekuritas, menilai, perlambatan sektor properti masih menjadi tantangan besar bagi penjualan industri keramik tahun ini, termasuk ARNA. Kondisi semakin berat, tatkala nilai tukar rupiah terus terkapar di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). “Sebagian besar cost ARNA dalam bentuk dollar, misalnya untuk pembelian gas alam ,” ujar Wilbert kepada KONTAN (2/9).