JAKARTA. Prospek pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan membuat properti kian bergairah. Hal ini mendorong para pengembang berlomba menggenjot proyek. Berdasarkan riset PT Panangian Simanungkalit & Associates (PSA), tahun depan permintaan properti bakal tumbuh. Hal ini disebabkan pertumbuhan kredit properti sebesar 16%.Panangian Simanungkalit, Direktur Utama PSA memandang, perkantoran akan mengalami pertumbuhan paling besar yakni 15%. Sementara perumahan, kondominium, dan residensial diprediksi bakal naik 12% seiring dengan gencarnya proyek hunian di berbagai kota besar. Sedangkan pertumbuhan sektor ritel, mal, dan pusat perbelanjaan diperkirakan hanya mencapai 5% karena tingkat okupansi yang masih rendah hingga saat ini. "Secara keseluruhan, prospek properti tahun depan masih positif mengingat pertumbuhan industri properti tahun ini hanya sekitar 5%,” ucap Panangian kepada KONTAN, Senin (19/12).Lanjutnya, industri properti komersil di Jabodetabek berkontribusi 60% untuk seluruh properti di Indonesia. Pasalnya, Jabodetabek telah memiliki infrastruktur jalan yang sudah baik serta merupakan central business district (CBD) yang menjadi idola perusahaan besar. “Surabaya saja yang menjadi kota kedua terbesar di Indonesia tidak semenggeliat Jakarta karena kurangnya CBD,” imbuhnya.Nurdin Setyawan, Periset dan Penasihat Cushman & Wakefield Indonesia juga melihat permintaan untuk sektor perkantoran di Jakarta bakal tumbuh sekitar 5%-6%. Menurut penelitiannya, pasokan luas perkantoran di Jakarta untuk kuartal IV-2010 bisa mencapai 200.000 meter persegi (m2) dengan tingkat okupansi 85%. ”Peningkatan permintaan perkantoran disebabkan pasokan yang terus tumbuh serta pertumbuhan ekonomi 2011 yang membaik," terang Nurdin. Penambahan area perkantoran ini akan ditopang oleh pasokan baru seluas 56.500 m2 dari dua menara perkantoran yaitu Sentral Senayan 3 dan SCBD Lot 18 Office Tower. Ini membuat pada akhir 2010 total pasokan perkantoran CBD di Jakarta bakal mencapai 4,3 juta m2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Properti perkantoran paling prospektif tahun 2011
JAKARTA. Prospek pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan membuat properti kian bergairah. Hal ini mendorong para pengembang berlomba menggenjot proyek. Berdasarkan riset PT Panangian Simanungkalit & Associates (PSA), tahun depan permintaan properti bakal tumbuh. Hal ini disebabkan pertumbuhan kredit properti sebesar 16%.Panangian Simanungkalit, Direktur Utama PSA memandang, perkantoran akan mengalami pertumbuhan paling besar yakni 15%. Sementara perumahan, kondominium, dan residensial diprediksi bakal naik 12% seiring dengan gencarnya proyek hunian di berbagai kota besar. Sedangkan pertumbuhan sektor ritel, mal, dan pusat perbelanjaan diperkirakan hanya mencapai 5% karena tingkat okupansi yang masih rendah hingga saat ini. "Secara keseluruhan, prospek properti tahun depan masih positif mengingat pertumbuhan industri properti tahun ini hanya sekitar 5%,” ucap Panangian kepada KONTAN, Senin (19/12).Lanjutnya, industri properti komersil di Jabodetabek berkontribusi 60% untuk seluruh properti di Indonesia. Pasalnya, Jabodetabek telah memiliki infrastruktur jalan yang sudah baik serta merupakan central business district (CBD) yang menjadi idola perusahaan besar. “Surabaya saja yang menjadi kota kedua terbesar di Indonesia tidak semenggeliat Jakarta karena kurangnya CBD,” imbuhnya.Nurdin Setyawan, Periset dan Penasihat Cushman & Wakefield Indonesia juga melihat permintaan untuk sektor perkantoran di Jakarta bakal tumbuh sekitar 5%-6%. Menurut penelitiannya, pasokan luas perkantoran di Jakarta untuk kuartal IV-2010 bisa mencapai 200.000 meter persegi (m2) dengan tingkat okupansi 85%. ”Peningkatan permintaan perkantoran disebabkan pasokan yang terus tumbuh serta pertumbuhan ekonomi 2011 yang membaik," terang Nurdin. Penambahan area perkantoran ini akan ditopang oleh pasokan baru seluas 56.500 m2 dari dua menara perkantoran yaitu Sentral Senayan 3 dan SCBD Lot 18 Office Tower. Ini membuat pada akhir 2010 total pasokan perkantoran CBD di Jakarta bakal mencapai 4,3 juta m2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News