Properti turun, permintaan keramik terseret 10%



JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan sektor properti menurunkan permintaan keramik sebesar 5% pada semester pertama tahun ini. Bahkan, penurunan permintaan keramik akibat perlambatan properti diprediksikan akan menjadi 10% pada semester kedua.

Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, perlambatan sektor properti sudah terasa sejak semester pertama tahun ini dan akan semakin terasa di semester kedua nanti. "Dalam pembangunan properti kan butuh barang bangunan, termasuk keramik, properti melambat maka bahan bangunannya juga menurun permintaannya,"kata Elisa pada Jumat (13/6).

Untuk diketahui saja, sejak tahun lalu, Bank Indonesia mengeluarkan sejumlah kebijakkan yang digunakan untuk menekan laju pertumbuhan properti. Kebijakkan itu antara lain kebijakan uang muka dan angsuran (loan to value), dan kebijakan meningkatkan suku bunga kredit. Hasilnya, laju kencang pertumbuhan properti berhasil ditekan.


Ia mengatakan penurunan permintaan akibat perlambatan properti itu bisa menghambat laju industri untuk mencapai target omzet industri keramik di 2014 yang sebesar Rp 40 triliun. "Belum lagi soal kenaikkan tarif dasar listrik. Tahun ini banyak tantangan," ujar Elisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa