KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) menyatakan bahwa proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit perseroan terus meningkat. Disebutkan bahwa nilainya mencapai 84,74% pada akhir tahun 2022. “Angka ini jauh di atas rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) dalam sektor pembiayaan inklusif dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sebesar 30%,” ujar
corporate secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3). Dia mengungkapkan bahwa pemrosesan kredit mikro BRI sudah dilakukan secara digital melalui aplikasi BRISPOT.
Baca Juga: BRI Cetak Laba Terbesar, Tantiem Manajemen dan Karyawan Kunci Cuma Naik 1,89% di 2022 Dikatakannya, untuk implementasi kredit
scoring akan terus dikembangkan sehingga memudahkan tenaga pemasar mikro (mantri) dalam melakukan
asesmen kelayakan usaha nasabah. “Kredit mikro BRI saat ini porsinya mencapai 48,40% dari total penyaluran kredit BRI secara keseluruhan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Aestika menyatakan bahwa dalam melakukan ekspansi bisnis pihaknya selalu melakukan dengan selektif dan prinsip kehati-hatian atau
prudential banking. “Tercermin dari rasio NPL (non performing loan), di mana hingga akhir Desember 2022 NPL BRI (konsolidasian) tercatat sebesar 2,67%. Dampaknya, credit cost BRI tercatat membaik, dari semula 3,78% pada akhir Desember 2021 menjadi 2,55% pada akhir Desember 2022,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .