BANGKOK. Proses akuisisi Sulfindo Adiusaha oleh Siam Cement Group, perusahaan konglomerasi bahan bangunan dan chemical asal Thailand sudah memasuki tahap akhir. Dalam pembelian tersebut, SCG bermaksud untuk menguasai keseluruhan saham milik Sulfindo. "Kami ingin 100% saham Sulfindo," kata Padungdej Indralak, Direktor Eksekutif SCG untuk Indonesia di Bangkok, (4/1). Walaupun enggan merinci rencana bisnisnya lebih detail lagi, tapi Padungdej mengungkapkan, rencana itu sudah mendekati akhir. "Pilihan sekarang "ya" atau "tidak, karena sekarang masih bicara harga," kata Padungdej. Untuk mengambil alih Sulfindo, Padungdej akan mengambil dana ekspansinya untuk di Indonesia senilai U$ 1 miliar sampai US$ 2 miliar di tahun ini. Dana tersebut naik ketimbang dana ekspansi tahun lalu senilai US$ 600 juta. Bagi SCG, sektor industri petrokimia di Indonesia memiliki potensi besar. Sebab, kebutuhan untuk petro kimia masih banyak diimpor dari berbagai negara. Selain merambah bisnis chemical di dalam negeri, SCG juga sedang menyusun strategi untuk ekspansi ke bisnis kertas. Namun saat ini mereka masih peluang karena strategi mereka bukan dengan cara membangun pabrik baru. "Kami tidak membangunnya, sekarang pabrik kertas sudah banyak di Indonesia," kata dia. Strategi yang akan dijalankan SCG untuk ekspansi ke bisnis kertas sama dengan strategi mereka sebelumnya, yakni dengan cara mengakuisisi. Namun sampai saat ini Padungdej belum mau menjelaskan secara rinci target ekspansi di bisnis kertas itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proses akuisisi Sulfindo memasuki tahap akhir
BANGKOK. Proses akuisisi Sulfindo Adiusaha oleh Siam Cement Group, perusahaan konglomerasi bahan bangunan dan chemical asal Thailand sudah memasuki tahap akhir. Dalam pembelian tersebut, SCG bermaksud untuk menguasai keseluruhan saham milik Sulfindo. "Kami ingin 100% saham Sulfindo," kata Padungdej Indralak, Direktor Eksekutif SCG untuk Indonesia di Bangkok, (4/1). Walaupun enggan merinci rencana bisnisnya lebih detail lagi, tapi Padungdej mengungkapkan, rencana itu sudah mendekati akhir. "Pilihan sekarang "ya" atau "tidak, karena sekarang masih bicara harga," kata Padungdej. Untuk mengambil alih Sulfindo, Padungdej akan mengambil dana ekspansinya untuk di Indonesia senilai U$ 1 miliar sampai US$ 2 miliar di tahun ini. Dana tersebut naik ketimbang dana ekspansi tahun lalu senilai US$ 600 juta. Bagi SCG, sektor industri petrokimia di Indonesia memiliki potensi besar. Sebab, kebutuhan untuk petro kimia masih banyak diimpor dari berbagai negara. Selain merambah bisnis chemical di dalam negeri, SCG juga sedang menyusun strategi untuk ekspansi ke bisnis kertas. Namun saat ini mereka masih peluang karena strategi mereka bukan dengan cara membangun pabrik baru. "Kami tidak membangunnya, sekarang pabrik kertas sudah banyak di Indonesia," kata dia. Strategi yang akan dijalankan SCG untuk ekspansi ke bisnis kertas sama dengan strategi mereka sebelumnya, yakni dengan cara mengakuisisi. Namun sampai saat ini Padungdej belum mau menjelaskan secara rinci target ekspansi di bisnis kertas itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News