Proses Bulog akuisisi PT GMM dipertanyakan



JAKARTA. Langkah Bulog mengakuisisi pabrik gula PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) disoal. Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan, terdapat inkonsistensi hasil kajian Bahana terhadap PT GMM tersebut.

Kajian Bahana untuk PTPN IX yang sebelumnya berencana mengakuisisi dengan nilai 100% saham PT GMM hanya sebesar Rp 56 miliar, menyatakan PT GMM tidak layak untuk diakuisisi.

Sementara, kajian Bahana untuk Bulog, dengan nilai 100% saham PT GMM sebesar Rp 215,8 miliar menyimpulkan bahwa akuisisi saham PT GMM oleh BULOG layak dengan catatan adanya jaminan kelangsungan pasokan bahan baku tebu dan raw sugar.


Dengan diakuisisinya mayoritas saham PT GMM oleh Bulog maka bisa dipastikan akan terjadi impor raw sugar secara terus-menerus setiap tahunnya karena keberlangsungan PT GMM ditopang oleh ketersediaan raw sugar.

Proses negosiasi yang terjadi dalam proses akuisisi ini juga dinilai mencurigakan. Negosiasi antara PTPN IX dengan PT GMM berlangsung 4 bulan dengan hasil penolakan pengakuisisian oleh PTPN IX. Sementara negosiasi antara Bulog dengan PT GMM berlangsung hanya 5 minggu.

Akuisisi PT GMM oleh Bulog menimbulkan pertanyaan karena pemerintah berencana menutup 11 pabrik gula BUMN. Rieke bilang jika Bulog akan masuk ke ranah produksi, seharusnya mengambil alih pabrik gula milik BUMN yang akan ditutup.

Dengan mengakuisisi PT GMM, Bulog harus mengeluarkan uang dari dari internal Bulog. "Dari mana dana yang digunakan, kalau dari PMN (Penyertaan Modal Negara) yang diberikan dahulu, maka hal itu menyalahi aturan," kata Rieke, Senin (29/5).

Oleh karena itu, Rieke meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit potensi kerugian negara akibat akusisi PT GMM oleh Bulog. Mendukung KPK untuk memberikan perhatian khusus terhadap indikasi kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada akuisisi PT GMM oleh Bulog.

Sementara itu Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti nggan berkomentar banyak terkait hal tersebut. "Nanti akan dibahas," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia