JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) harus terus mengejar target pertumbuhan jumlah emiten dan jumlah investor. Untuk mengejar target tersebut, bursa harus menarik sebanyak-banyaknya perusahaan untuk mau mencatatkan sahamnya di BEI melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan untuk menarik emiten IPO, BEI harus menyederhanakan proses adminsitratif yang berlaku. BEI dan OJK harus bekerjasama memudahkan proses tersebut agar emiten tertarik untuk melantai di bursa. Apalagi tahun ini Bursa menargetkan penambahan jumlah emiten IPO sebanyak 35 emiten. "Jumlah emiten kita baru 450-an, sedangkan di Malaysia sudah 900-an emeitnnya. di Singapura, Malaysia dan Thailand itu sangat mudah bagi perusahaan mau IPO walaupun tetap dalam etika ketentuan berlaku. Bursa juga harus menyederhanakan peraturan itu, dan tingkatkan sistem itegrasi terpadu," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (14/2).
Proses IPO diminta lebih sederhana
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) harus terus mengejar target pertumbuhan jumlah emiten dan jumlah investor. Untuk mengejar target tersebut, bursa harus menarik sebanyak-banyaknya perusahaan untuk mau mencatatkan sahamnya di BEI melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan untuk menarik emiten IPO, BEI harus menyederhanakan proses adminsitratif yang berlaku. BEI dan OJK harus bekerjasama memudahkan proses tersebut agar emiten tertarik untuk melantai di bursa. Apalagi tahun ini Bursa menargetkan penambahan jumlah emiten IPO sebanyak 35 emiten. "Jumlah emiten kita baru 450-an, sedangkan di Malaysia sudah 900-an emeitnnya. di Singapura, Malaysia dan Thailand itu sangat mudah bagi perusahaan mau IPO walaupun tetap dalam etika ketentuan berlaku. Bursa juga harus menyederhanakan peraturan itu, dan tingkatkan sistem itegrasi terpadu," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (14/2).