KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih kelola Blok Mahakam dari Total EP Indonesie ke PT Pertamina (Persero) visa dikatakan berjalan mulus. Tepat 1 Januari 2018 lalu, Pertamina secara resmi menjadi operator dari blok dengan kontribusi produksi gas terbesar di Indonesia tersebut. Namun kabar tidak sedap sempat beredar, Pertamina dituding belum membayarkan signature bonus Blok Mahakam. Dalam kontrak yang ditandatangani Pertamina dan Pemerintah pada 2015 lalu, Pertamina memang wajib membayar signature bonus sebagai operator Blok Mahakam sebesar US$ 41 juta. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt Direktur Jenderal Migas, Ego Syahrial langsung membantah kabar Pertamina belum membayar signature bonus kepada pemerintah. Ego bahkan menegaskan seluruh proses alih kelola Blok Mahakam sudah beres. "Transfer Mahakam sudah beres. Eggak ada (tunggakan). Proses legal Mahakam sudah jalan," kata Ego pada Jumat (5/1). Selain menyelesaikan urusan dengan pemerintah, Pertamina juga sebenarnya telah melakukan transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM dengan pencapaian 98,23%. Pertamina juga melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak existing dengan pihak ketiga dengan nilai US$ 1,27 miliar untuk menjaga kesinambungan kegiatan produksi di Blok Mahakam Pertamina secara resmi mengambil alih operator dari Total EP Indonesie (TEPI) yang telah 50 tahun mengelola blok yang berada di Kalimantan Timur tersebut pada 1 Januari 2018. Proses peresmian serah terima pengelolaan Blok Mahakam pun diawali dengan penyerahan kembali pengelolaan Blok Mahakam dari TEPI & Inpex kepada Pemerintah yang dalam hal ini diwakili Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Selanjutnya SKK Migas menyerahkan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh Direktur Hulu Syamsu Alam. Blok Mahakam nantinya akan dioperasikan oleh cucu usaha Pertamina, Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Persetujuan Program Kerja dan Anggaran (WP&B) 2018 oleh SKK Migas menargetkan produksi PHM 42.010 barel minyak per hari dan 916 mmscf gas per hari. Angka tersebut direncanakan dicapai dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 workover sumur, 5623 perbaikan sumur serta POFD lima lapangan migas di Blok Mahakam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proses legal dan transfer Mahakam diklaim beres
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih kelola Blok Mahakam dari Total EP Indonesie ke PT Pertamina (Persero) visa dikatakan berjalan mulus. Tepat 1 Januari 2018 lalu, Pertamina secara resmi menjadi operator dari blok dengan kontribusi produksi gas terbesar di Indonesia tersebut. Namun kabar tidak sedap sempat beredar, Pertamina dituding belum membayarkan signature bonus Blok Mahakam. Dalam kontrak yang ditandatangani Pertamina dan Pemerintah pada 2015 lalu, Pertamina memang wajib membayar signature bonus sebagai operator Blok Mahakam sebesar US$ 41 juta. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt Direktur Jenderal Migas, Ego Syahrial langsung membantah kabar Pertamina belum membayar signature bonus kepada pemerintah. Ego bahkan menegaskan seluruh proses alih kelola Blok Mahakam sudah beres. "Transfer Mahakam sudah beres. Eggak ada (tunggakan). Proses legal Mahakam sudah jalan," kata Ego pada Jumat (5/1). Selain menyelesaikan urusan dengan pemerintah, Pertamina juga sebenarnya telah melakukan transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM dengan pencapaian 98,23%. Pertamina juga melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak existing dengan pihak ketiga dengan nilai US$ 1,27 miliar untuk menjaga kesinambungan kegiatan produksi di Blok Mahakam Pertamina secara resmi mengambil alih operator dari Total EP Indonesie (TEPI) yang telah 50 tahun mengelola blok yang berada di Kalimantan Timur tersebut pada 1 Januari 2018. Proses peresmian serah terima pengelolaan Blok Mahakam pun diawali dengan penyerahan kembali pengelolaan Blok Mahakam dari TEPI & Inpex kepada Pemerintah yang dalam hal ini diwakili Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Selanjutnya SKK Migas menyerahkan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh Direktur Hulu Syamsu Alam. Blok Mahakam nantinya akan dioperasikan oleh cucu usaha Pertamina, Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Persetujuan Program Kerja dan Anggaran (WP&B) 2018 oleh SKK Migas menargetkan produksi PHM 42.010 barel minyak per hari dan 916 mmscf gas per hari. Angka tersebut direncanakan dicapai dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 workover sumur, 5623 perbaikan sumur serta POFD lima lapangan migas di Blok Mahakam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News