KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) kuartal I-2018 masih berada di bawah ekpektasi. Kinerja keuangan Adaro sebenarnya membaik di kuartal pertama. Tapi pertumbuhan ini relatif kecil jika dibandingkan dengan peningkatan harga batubara. Namun, masih banyak analis yang menaruh harapan lebih terhadap ADRO dalam kuartal II-2018. Berdasarkan data
Bloomberg, enam dari 27 analis merekomendasikan membeli saham ADRO. Analis masih melihat saham ADRO sebagai saham yang akan naik. Hal ini didasarkan dengan kenaikan harga batubara yang mencatat level tertinggi sejak Maret 2013.
Naiknya harga batubara saat ini disebabkan banyaknya permintaan dari China. Tengah memasuki musim panas mendorong permintaan batubara dari China semakin banyak. Permintaan dari China memang menjadi faktor dominan dalam industri ini. Sekitar 15% penjualan batubara ADRO pada tahun 2017 ditunjukan untuk pasar China. Analis Sinarmas Sekuritas, Richard Suherman dalam riset 6 Juni 2018 memperkirakan kinerja ADRO masih berpotensi naik seiring kenaikan harga batubara. Analis Minna Padi Investama Christian Saortua mengatakan, ada kemungkinan pendapatan kuartal II-2018 ADRO akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Karena harga jualnya sudah meningkat serta kewajiban penjualan dalam negeri juga sudah telah dipenuhi," kata Christian kepada Kontan.co.id, Senin (25/6). Christian melihat, ADRO masih akan terus bertumbuh. Pertumbuhannya masih akan disokong oleh harga batubara yang semakin kuat dan stabil. Strategi ADRO untuk masuk ke produk batubara kokas juga merupakan salah satu cara yang dianggap Chrstian bisa memperluas segmen pasar. Produksi batubara milik ADRO agak sedikit terhambat karena cuacanya saat ini kurang mendukung. Tidak heran, jika produksinya sedikit terhambat. Dalam kuartal I, ADRO memproduksi 10,95 juta ton batubara. Dibandingkan dengan kuartal empat 2016, ADRO memproduksi batubara sebanyak 12,43 juta ton. Sedangkan pada kuartal empat 2017, produksi batubara Adaro menurun 7,07% menjadi 12,43 juta ton.
Namun melihat peforma kinerja ADRO di masa lalu, ada kemungkinan dalam kuartal kedua akan ada perbaikan. Biasanya, cuaca di kuartal kedua lebih bersahabat sehingga tidak ada yang menghambat proses produksi. Asal tahu saja, ADRO juga saat ini tengah menggeber proyek kelistrikan melalui anak usahannya, PT Adaro Power. Perusahaan ini berencana membangun pembangkit listrik di wilayah Kalimantan Timur. Adapun Richard dan Christian sama-sama merekomendasikan beli saham ADRO. Richard menetapkan target Rp 2.480 per saham, sementara Christian memasang target Rp 2.475 per saham. Hari ini, harga saham ADRO turun 3,11% ke Rp 1.870 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati