KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan akan menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN) senilai Rp 2,48 triliun melalui mekanisme
rights issue pada November 2022 mendatang. Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa menilai, dampak
rights issue untuk perusahaan perbankan ini cukup bagus karena BBTN akan mendapatkan dana segar dari hasil
rights issue serta memperkuat rasio kecukupan modal atau
capital adequacy ratio (CAR). Rencana
rights issue tersebut juga menjadi katalis positif untuk saham BBTN. Rizky menambahkan, sentimen positif untuk BBTN juga berasal dari sektor properti yang mulai pulih. Perbaikan mobilitas masyarakat yang membuat kinerja sektor lain kembali normal, sehingga pendapatan kredit perbankan menjadi meningkat.
Baca Juga: Melihat Prospek dan Rekomendasi Saham BBTN yang Siap Gelar Rights Issue pada November Rizky memandang prospek perbankan semester 2-2022 masih memiliki potensi yang positif, dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang masih akan meningkat didorong pemberian kredit kepada korporasi yang masih akan naik. Di lain sisi, ia bilang ketidakpastian global menjadi faktor negatif, salah satunya yaitu kenaikan harga komoditas minyak dan kenaikan suku bunga yang dapat menghambat daya beli masyarakat. "Sentimen negatif untuk BBTN ada dari kenaikan suku bunga yang bisa berpotensi minat masyarakat akan sektor properti menurun," katanya, Selasa (30/8).
Dari sisi kinerja, BBTN berhasil menorehkan kinerja positif pada periode Januari-Juni 2022. BBTN membukukan laba bersih senilai Rp 1,46 triliun atau tumbuh 58,7% secara tahunan atau
year on year (YoY) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 920 miliar. Kredit dan pembiayaan BTN berhasil naik 7,7% YoY dari Rp 265,9 triliun menjadi Rp 286,15 triliun di Juni 2022. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 2,99% YoY dari Rp 298,28 triliun menjadi Rp 307,31 triliun di paruh pertama 2022. Adapun
net interest margin (NIM) BTN meningkat menjadi 4,50%. Sedangkan efisiensi tergambar dari penurunan biaya operasional terhadap beban operasional (BOPO) BTN menjadi 85,69% di paruh pertama 2022. Dalam catatan Kontan, disebutkan bahwa kualitas kredit juga mengalami perbaikan
non performing loan (NPL) di level 3,54% dan
coverage 148,20%.\
Baca Juga: Bidik Dana Segar Rp 4,13 Triliun, BTN (BBTN) Bakal Rights Issue pada November Menurut Rizky, realisasi kinerja BBTN sudah sesuai ekspektasi dan berpotensi melanjutkan pertumbuhan kinerja ke depannya. Ia memprediksi laba bersih BBTN bisa terkerek 18% hingga akhir tahun 2022. Sekarang ini saham BBTN diperdagangkan dengan PBV 7 kali, dengan demikian Rizky mengatakan valuasi BBTN masih di bawah rata-rata lima tahun. Untuk saham BBTN, Rizky memberikan rekomendasikan
buy untuk BBTN dengan target harga Rp 1.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati