Prospek Barito Pacific (BRPT) diprediksi membaik tahun ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Prospek bisnis PT Barito Pacific Tbk (BRPT) diproyeksikan membaik tahun ini, didorong oleh pulihnya harga dan permintaan petrokimia serta bisnis energi yang dinilai cukup tangguh.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga menilai, salah satu keunggulan dari emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini adalah bisnisnya yang cukup terdiversifikasi. BRPT didukung bisnis petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebagai tulang punggung (backbone), yang saat ini memegang kendali pangsa pasar (market share)  40% dari kebutuhan dalam negeri.

Di sisi lain, bisnis anak usaha BRPT di bidang penyedia energi, yakni Star Energy dinilai cukup stabil di tengah pandemi.


Teguh menilai, industri petrokimia sudah mengalami oversupply, bahkan sebelum pandemi terjadi. Hal ini diperparah dengan wabah Covid-19 yang mengurangi permintaan petrokimia secara global, sehingga harga petrokimia menurun.

Baca Juga: Simak saham-saham yang masuk daftar efek transaksi margin Februari 2021

Namun, dia melihat, industri petrokimia sudah menunjukkan tanda-tanda recovery sejak kuartal II 2020. ”Saya rasa, dengan perbaikan ekonomi, untuk spread  margin petrokimia akan bisa berkembang,” terang Teguh, Sabtu (6/2).

Per kuartal III 2020, TPIA berhasil mencatatkan volume penjualan yang cukup impresif. Volume penjualan meningkat 17% menjadi 1,626 Kilo ton (KT), naik dari posisi kuartal ketiga 2019 yang sebesar 1,394 KT. Volume penjualan ini dinilai naik cukup signifikan di tengah kondisi manufaktru sedang turun.  Teguh menilai, peningkatan ini merupakan bukti Indonesia masih kekurangan produk petrokimia.

Adapun posisi TPIA juga dinilai cukup vital bagi industri dalam negeri di tengah pandemi saat ini. Pelaku manufaktur dinilai akan mengurangi eksposur terhadap impor,seiring mewabahnya Covid-19. “Berapapun yang diproduksi TPIA, maka berpotensi akan diserap pasar,” kata Teguh.

Ditambah, rencana TPIA membangun pabrik baru akan menambah prosopek positif bagi BRPT.

Selain itu, BRPT juga terciprat berkah pengembangan aspek environmental, social, and corporate governance (ESG). Pertama, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN dimana bauran energy (mixed energy ) dari energi hijau akan ditingkatkan. Kedua, pemerintahn Joe Biden dinilai sangat mendukung pengembangan energi hijau.

Potensi dari kendaraan listrik

Pengembangan kendaraan listik juga akan berdampak positif bagi segmen bisnis petrokimia BRPT. Direktur Utama Barito Pacific Agus  Salim Pangestu menilai, kendaraan listrik akan cukup banyak membutuhkan material plastik yang merupakan salah satu produk dari industri petrokimia.

Bahkan, konsumsi petrokimia di dalam kendaraan listrik akan lebih tinggi dari kendaraan berbahan fosil. Jika mesin biasa lebih banyak memakai material besi, maka penggunaan plastik di kendaraan listrik akan lebih banyak seiring muatan (berat) baterai kendaraan listrik yang lebih berat.

 “Kami berharap pada program kendaraan listrik, karena itu adalah potential consumer dari TPIA dan juga produk daur ulang plastik,” terang Agus. 

Agus juga mengatakan, saat ini permintaan produk petrokimia di Indonesia selalu berada di atas suplai yang mampu disediakan. Permintaan petrokimia di tanah air sebenarnya cukup stabil, hanya saja saat ini industri dalam negeri hanya mampu menyuplai sekitar 50% dari kebutuhan.

Selanjutnya: Begini rencana pengembangan bisnis energi dan petrokimia dari Barito Pacific (BRPT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat