KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi salah satu emiten tambang batubara yang mengalami penurunan kinerja sepanjang tahun 2020. INDY membukukan kerugian senilai US$ 117,54 juta, naik dari rugi bersih tahun sebelumnya yang hanya US$ 18,16 juta. Kenaikan rugi bersih INDY tidak terlepas dari penurunan pendapatan yang mencapai 25,34% menjadi US$ 2,07 miliar sepanjang tahun lalu. Sebagai gambaran, pendapatan INDY tahun 2019 mencapai US$ 2,78 miliar. Penurunan pendapatan konsolidasian INDY juga disebabkan oleh penurunan kinerja anak usahanya, yakni PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) dan PT Petrosea Tbk (PTRO), di mana kedua emiten ini membukukan penurunan pendapatan. Hanya saja, PTRO berhasil mencetak kenaikan laba bersih.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, kinerja INDY berpeluang membaik seiring kenaikan atau membaiknya harga batubara. Sukarno menyebut, harga batubara memiliki potensi untuk kembali menguji level US$ 95 per ton dan bisa berlanjut ke level US$ 100 per ton. “Untuk level suport di level US$ 88 per ton, untuk tetap dalam tren kenaikan hingga akhir tahun,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (6/4). Baca Juga: Kembangkan Patimban, Indika (INDY) siapkan capex US$ 400 juta dalam 7 tahun pertama
INDY Chart by TradingView
PTRO Chart by TradingView