Prospek bisnis bimbel masih cerah



Bagi para siswa, keberadaan bimbingan belajar (bimbel) sekarang ini sudah menjadi sekolah kedua. Apalagi bagi para siswa kelas tiga sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA).Masa-masa itu cukup menegangkan karena mereka harus bersiap menghadapi ujian akhir nasional. Belajar di sekolah saja tak cukup. Agar semakin percaya diri, mengikuti program bimbingan belajar pun menjadi pilihan.Karena tingginya permintaan bimbel, banyak investor yang tertarik menekuni usaha ini. Nah, berikut ulasan dan perkembangan terbaru dari waralaba bimbel yang pernah diulas KONTAN, yakni Al-jabr Easy Math di Bogor, Ayo Pinter! di Jakarta Utara, dan Galan UI di Jakarta Timur.Dari tiga waralaba bimbel itu, mereka mengklaim menikmati pertumbuhan jumlah mitra. Seperti apa perkembangannya? Ikuti ulasannya berikut ini.• Al-jabr Easy MathTawaran waralaba dari Al-jabr Easy Math pernah ditulis KONTAN pada Januari 2011 lalu. Kala itu, waralaba Al-jabr baru memiliki satu mitra. Namun, jumlah mitranya saat ini sudah mencapai 12 mitra. Mereka tersebar mulai dari Riau, Batam, Kalimantan Timur, Malang, Bogor, Bekasi dan Serang.Sobana, pendiri dan pemilik Al-jabr Easy Math mengklaim, jumlah mitranya masih akan bertambah. Saat ini, menurutnya, sudah ada tiga mitra baru yang meneken kontrak kerja sama dengannya. Kerja sama dengan tiga mitra baru itu mulai berjalan efektif pada Februari nanti. Ketiganya berasal dari Cileungsi dan Karawang, Jawa Barat. Selain itu, "Kami juga sedang penjajakan dengan calon mitra dari Padang dan Medang," ujar Sobana. Ia menargetkan, jumlah mitranya sampai akhir tahun ini mencapai 15 mitra. Menurut Sobana, perkembangan jumlah mitranya tergolong cepat karena pasar untuk bimbel matematika masih diminati masyarakat. Selain itu, menurutnya, masyarakat juga tertarik dengan konsep pembelajaran aktif yang ia terapkan. Yakni, konsep menyelesaikan soal dengan metode singkat dan cepat. Al-jabar juga makin diminati karena materi bimbel tidak lagi terbatas pada pelajaran matematika. Sejak Sobana membuka Aljabar Group yang menjadi induk dari Al-jabr Easy Math, ia mulai memasukkan beberapa pelajaran baru, seperti bahasa Inggris, komputer, dan sains. Selain menambah materi pelajaran, Sobana juga menambah satu program pembelajaran baru, yakni semi privat. Program ini menerapkan sistem pembelajaran minimal dua siswa dan maksimal empat siswa tiap pembelajaran.Biayanya Rp 300.000 per bulan dengan rata-rata pertemuan dua kali seminggu. Selain semi privat, Al-jabr juga memiliki program kursus privat, dengan biaya bervariasi. Untuk sekolah dasar (SD) sebesar Rp 50.000, SMP Rp 60.000, dan SMA Rp 70.000 sekali mengikuti pelajaran. Sementara biaya bimbel dibanderol Rp 150.000 per bulan atau Rp 750.000 hingga 1 juta per semester.Agar tetap menarik, Sobana belum menaikkan biaya investasi awal kepada mitranya. "Biaya investasi masih kami patok Rp 8 juta," ujarnya.Investasi ini sudah termasuk alat promosi, seperti banner dan brosur, kaus siswa dan pengajar, perlengkapan administrasi, serta pelatihan untuk tenaga pendidik. Kepada mitra, ia menjanjikan omzet Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan. Dengan omzet segitu, mitra bisa balik modal setelah tiga bulan membuka usaha ini. Adapun laba bersih dari usaha ini sebesar Rp 10 juta per bulan• Ayo Pinter!Waralaba yang berdiri sejak 2009 ini pernah diulas oleh KONTAN pada Agustus 2010. Saat itu, waralaba ini sama sekali belum memiliki mitra. "Tapi, sekarang jumlah mitra sudah sembilan," kata Deddy Purwanto, pendiri usaha bimbel Ayo Pinter! Dedy mengaku, waralabanya sempat kurang berkembang karena beberapa paket investasi yang ia tawarkan kurang diminati investor. Semula, ada tiga paket investasi yang ditawarkan. Yakni, paket Standar, Silver dan Platinum dengan biaya investasi masing-masing Rp 14,9 juta, Rp 54,9 juta, dan Rp 155 juta. "Tawaran tersebut kurang menarik investor," kata Dedy. Terbukti, sejak dua tahun berdiri, Ayo Pinter! belum juga mendapat satu mitra pun. Nah, pada Maret 2011, Ayo Pinter! akhirnya mengubah tawaran paket investasi tersebut. Kali ini, ia hanya menawarkan satu paket investasi dengan royalty fee Rp 60 juta. "Di tambah biaya pelatihan dan perlengkapan senilai Rp 130 juta," ungkapnya. Selain itu, ia juga mengubah sistem manajemen usaha. Di antaranya meliputi pelatihan bagi investor dan pengelola agar dapat mengoptimalkan bisnis. Sementara itu, program rekrutmen atau pengadaan tenaga pengajar hanya dilakukan oleh kantor pusat. Dengan adanya kualifikasi standar guru, Dedy mengklaim, pihaknya dapat menghasilkan anak didik dengan kualitas yang diharapkan orang tua. "Mitra boleh saja merekrut tenaga pengajar, namun harus dengan persetujuan kami," imbuhnya. Saat ini rata-rata setiap mitra telah memiliki 150 siswa yang terdiri dari sekolah dasar hingga menengah atas. Bimbel Ayo Pinter! mematok biaya sebesar Rp 300.000 per bulan untuk siswa regular. Adapun siswa kelas internasional Rp 700.000. Untuk biaya masuk dipungut Rp 180.000 per siswa. Deddy mengklaim, mitra bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan, dengan laba bersih sekitar Rp 19 juta. Sementara ini, Ayo Pinter! belum memungut royalti fee kepada mitra. Namun, pihaknya berencana mematok royalti kepada mitra baru. "Sekitar 10% dari omzet," katanya. • Galan UI Saat KONTAN menulis tawaran waralaba Galan UI pada Januari 2011, waktu itu, usaha yang dirintis Muhamad Safaril dan Ikhsan Muttaqin baru memiliki empat mitra. Sekarang, jumlah mitranya sudah sembilan. Seluruhnya berlokasi di Jabodetabek. Saat ini, Galan UI mengubah biaya investasi. Semula, investasi awal dipatok Rp 25 juta dengan biaya royalti selama tiga bulan pertama sebesar Rp 500.000 per bulan. Untuk bulan selanjutnya biaya royalti ditambah 6,5% dari omzet mitra. Sekarang, bimbel Galan UI mematok investasi Rp 50 juta. Dengan rincian, biaya kemitraan Rp 40 juta, dan sisanya biaya pengadaan dan perlengkapan belajar. Sedangkan investasi tempat dan perlengkapan belajar lainnya menjadi tanggung jawab mitra. Adapun untuk royalti fee dibebaskan selama enam bulan pertama. Selanjutnya, dipungut 6,5% dari omzet. Menurut Safaril, kenaikan biaya investasi itu sebanding dengan pemasukan yang akan diperoleh mitra.Dalam sebulan, mitra bisa mengantongi omzet Rp 30 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 30%-40% dari omzet. Jadi, investor sudah bisa balik modal dalam waktu setengah tahun. Galan UI mematok biaya pendaftaran siswa Rp 75.000. Di samping itu, biaya pengadaan modul Rp 70.000, dan biaya SPP per bulan Rp 140.000 sampai Rp 165.000 per siswa. Setiap kelas, bimbel Galan UI hanya membolehkan diisi oleh 10 siswa. "Tujuannya agar para murid dapat mengikuti pelajaran secara efektif," jelas Safaril. Bagaimana, Anda masih berminat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi