Prospek bisnis fintech lending multiguna masih cerah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) optimistis bisnis fintech lending multiguna bakal tumbuh tahun ini. Ketua Bidang Pembiayaan Multiguna AFPI Dino Martin melihat, pertumbuhan bisnis fintech lending multiguna bisa di atas 30% pada 2019.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi mengatakan, proporsi fintech multiguna mencapai 30% dari total perusahaan fintech yang berizin di OJK. Sebagai informasi, per Februari 2019, ada 99 perusahaan fintech yang terdaftar dan berizin di OJK. 

Selain itu, penyaluran pinjaman fintech lending hingga Desember 2018 sebesar Rp 22,67 triliun, naik 784% secara tahunan. AFPI memproyeksi, penyaluran pinjaman industri fintech lending tahun ini bisa dua kali lipat dari realisasi 2018.


Fintech lending multiguna Kredit Pintar (PT Kredit Pintar Indonesia) juga menargetkan pertumbuhan serupa. CEO Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya mengatakan, perusahaannya menargetkan penyaluran pinjaman Rp 4,4 triliun hingga akhir tahun ini. 

Artinya, penyaluran pinjaman Kredit Pintar ditargetkan tumbuh dua kali lipat dari realisasi penyaluran tahun lalu yang sebesar Rp 2,2 triliun.

Bahkan, VP of Business Development Kredit Pintar Boan Sianipar mengatakan, hingga pertengahan Maret, penyalurannya sudah mencapai Rp 3 triliun dengan jumlah pinjaman sebanyak 3 juta kali. Pencapaian ini ditopang oleh adanya pinjaman berulang dari penggunanya. 

Ia mengatakan, jumlah pinjaman berulang mencapai lebih dari 50% dari total pinjaman. “Jumlah pinjaman mereka juga bertambah. Pertama kali mengajukan pinjaman Rp 600.000 kemudian naik jadi Rp 2 juta,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Perusahaan ini mencatat, pengajuan pinjaman banyak berasal dari orang dengan kisaran umur 26 tahun-40 tahun. Tujuan pinjamannya beragam. Sebanyak 17,7% peminjam menggunakannya untuk modal kerja, disusul untuk biaya pendidikan sebesar 8,4%, biaya kesehatan 4%, dan lain-lain. 

Sebagai informasi, pengguna bisa mengajukan pinjaman melalui fintech ini mulai dari Rp 600.000-Rp 2,3 juta.

Menurut Boan, agar semakin berkembang, ke depannya Kredit Pintar bakal mengembangkan produk-produk baru. Salah satunya adalah virtual credit card. "Misalnya, pengguna bisa beli barang di e-commerce dengan cara mencicil. Nah kami lunasi dulu barangnya tersebut kemudian pengguna mencicil ke Kredit Pintar," kata Boan.

Sementara itu, fintech multiguna UangTeman (PT Digital Alpha Indonesia) menargetkan penyaluran pinjamannya bisa tumbuh 200% di tahun 2019. Dengan begitu, target nilai penyalurannya pada tahun ini sebesar Rp 860 miliar. Sementara sepanjang 2018 kemarin, UangTeman telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 430 miliar.

SVP Corporate Affairs UangTeman Adrian Dosiwoda mengatakan, sepanjang 2018, UangTeman telah menyalurkan sebanyak 193.000 pinjaman. Sementara, jumlah akun peminjam yang terdaftar hanya 73.000. Rata-rata nilai pinjaman Rp 2,4 juta.

Pada tahun 2018, perusahaan pinjaman multiguna ini juga mencatat peruntukan pinjaman yang diajukan oleh nasabah. Sebanyak 30% dari jumlah pinjaman yang cair digunakan untuk usaha. Disusul untuk dana darurat kesehatan sebesar 25% dan dana darurat pendidikan sebesar 20%. Sementara sisanya untuk tujuan lain-lain.

Perusahaan ini mengatakan bakal meningkatkan kemampuan teknologi kecerdasan buatannya untuk mengembangkan bisnis fintech lending multiguna ini. Dengan begitu, akan meningkatkan kemampuan credit scoring dan pencegahan fraud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi