Prospek bisnis otomotif Astra Group masih suram



TANGERANG SELATAN. Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional benar-benar memukul industri otomotif di Indonesia. Tak terkecuali bisnis otomotif yang bernaung di bawah Group PT Astra International Tbk.

Faktanya, tahun ini penjualan berbagai produk kendaraan roda empat maupun roda dua yang bernaung di bawah Astra Group menyusut dibanding tahun lalu. Contohnya penjualan mobil Toyota dan Daihatsu yang turun dibanding tahun lalu.

"Memang ekonomi kita saat ini sedang mengalami kondisi slow down," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk pada KONTAN di sela acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (20/8).


Prijono berharap, pameran GIIAS 2015 ini bisa mendongkrak penjualan mobil nasional. Dengan berbagai teknologi dan model otomotif terbaru, diharapkan masyarakat terdorong untuk membeli mobil yang dipamerkan dalam ajang ini.

Sayangnya, ia menolak membeberkan berapa target pertambahan penjualan otomotif seluruh merek yang bernaung dibawah PT Astra International Tbk. "Kan sekarang kondisinya susah. Susah juga memprediksi," ujar Prijono.

Prijono juga menolak membeberkan target penjualan mobil PT Astra International Tbk di akhir 2015. Yang jelas, kata dia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi target penjualan mobil nasional akhir tahun 2015 dari 1 juta-1,1 juta unit menjadi 950.000-1 juta unit. "Tentu kami akan menyesuaikan dengan target itu," jelasnya.

Ia juga mengaku sulit memprediksi merek mana yang prospeknya paling baik di Semester II 2015. Namun ia beranggapan masyarakat Indonesia memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, sehingga kendaraan model MPV yang memiliki daya tampung cukup banyak masih memiliki peluang baik untuk tumbuh.

"Selain itu mobil low cost green car (LCGC) seperti Toyota Agia masih prospek karena peluang pasarnya terus tumbuh," pungkas Prijono.

Berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk di Semester I 2015, perolehan laba periode berjalan perseroan mencapai Rp 9,75 triliun atau turun 17,51% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara pendapatan bersih perseroan mencapai Rp 92,50 triliun atau turun 8,88% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri