Prospek cerah bisnis beras kemasan



JAKARTA. Penjualan beras premium kemasan terus meningkat seiring dengan kenaikan tingkat pendapatan penduduk masyarakat Indonesia. Bisnis beras premium kemasan seperti jenis rojolele, pandan wangi, dan setra ramos menjadi idola, karena harganya lebih tinggi dibandingkan beras curah medium.

Karena nilai tambah yang besar inilah, sejumlah  produsen beras memilih fokus mengembangkan pasar beras premium kemasan ketimbang beras curah atau karungan medium. Salah satu perusahaanya yang bergerak di bisnis beras dalam kemasan 5 kg, 10 kg, sampai dengan 50 kg ini adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).

Perusahaan yang terkenal dengan merek beras HOKI ini menargetkan penjualan beras kemasan sampai akhir tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun atau sebesar 130.000 ton. Nilai itu  naik 18% dari tahun 2016 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Sedangkan sampai Juni 2017 penjualan beras HOKI diperkirakan sudah mencapai 70.000 ton. 


"Data penjualan semester pertama masih belum keluar," ujar Investor Relation HOKI, Dion Surijata kepada KONTAN, Minggu (16/7).

Dion yakin HOKI bisa memperoleh pendapatan dari penjualan beras kemasan mencapai Rp 1,3 triliun pada tahun ini. Sebab, berdasarkan pengalaman penjualan beras selalu meningkat di akhir tahun. Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan juga meningkatkan penjualan di ritel modern dan pasar tradisional.

Menurut Dion, mayoritas penjualan Buyung memang paling berasal ritel modern dan pasar tradisional. HOKI juga melakukan penjualan secara business to business pada industri restoran, hotel, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, HOKI juga merambah pasar daring untuk memasarkan produknya sejak tahun 2014.

Dion bilang, perkembangan penjualan di pasar daring terus meningkat. "Penjualan melalui pasar online berkembang tapi angkanya masih kecil," terang Dion.

Selain produk utama seperti merek Topikoki Setra Ramos, Topikoki Pandan Wangi, Topikoki Long Grain, dan Topikoki Super Slyp, HOKI juga menjual produk sekunder seperti Super Belida Beras IR 42, Rumah Limas Setra Ramos, BPS Setra Ramos, dan Hoki. HOKI juga menyediakan produk label privat dengan menjadi pemasok beras kemasan bekerja sama Indomaret, Giant, Lottemart, Hero, Hypermart, dan Yomart.

Bangun Merek

Selain Buyung, bisnis beras kemasan milik PT Food Station Tjipinang Jaya terus tumbuh. Dibanding tahun lalu, penjualan beras BUMD DKI Jakarta ini  tumbuh 97%. Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi bilang, sampai semester I, penjualan beras kemasan Food Station Rp 468 miliar.

Dari total penjualan tersebut, pasar modern menyumbang penjualan 12% - 15%. "Dibandingkan tahun lalu, penjualan di pasar modern  meningkat 211%  dan penjualan di pasar tradisional meningkat 88%," kata Arief.

Beras kemasan dengan merek Food Station ini memiliki beragam variasi. Antara lain beras kemasan jenis pandan wangi, rojolele, beras hitam, ketan putih, dan gaponika. Beras kemasan yang dijual mulai dari kemasan 1 kg hingga 50 kg. Menurut Arief, dalam sebulan, volume penjualan beras kemasan di pasar modern mencapai sekitar 500 ton hingga 800 ton. Selebihnya  di pasar tradisional. Food Station juga dijual lewat e-commerce seperti Blibli, Tokopedia, Lazada, Alfacart, Bukalapak, serta Indoklik.

Namun, kenaikan penjualan tidak dialami PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Hingga kuartal I-2017, penjualan beras kemasan mereka turun 16% menjadi Rp 922 miliar. Sayang Finance Coordinator PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk Sjambiri Lioe tidak mau menjelaskan alasannya. Perusahaan ini memiliki merek Makyuss, Cap Ayam Jago, Istana Bangkok dan merek lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan