KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) optimistis segmen bisnis kawasan industri akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi kinerja perusahaan. JIIPE, yang merupakan kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi di Gresik-Jawa Timur, dianggap bakal menjadi andalan untuk menarik investor dan mendatangkan
recurring income bagi AKR Corporindo. Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengungkapkan, pengembangan kawasan industri telah memasuki tahap 2. AKRA pun melihat
outlook positif pada permintaan lahan di JIIPE yang didorong oleh tiga faktor utama. Pertama, siklus manufaktur Indonesia, yang mana pemerintah sedang fokus mendorong pertumbuhan investasi di sektor ini.
Kedua, status JIIPE yang sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Teknologi dan Manufaktur, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 2021, yang diterbitkan pada 28 Juni 2021. "JIIPE kini menjadi salah satu Kawasan Industri yang paling kompetitif tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Kawasan ASEAN," ungkap Suresh saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/9).
Baca Juga: Anak usaha AKR Corporindo (AKRA) teken tiga nota kesepahaman, ini isinya Ketiga, permintaan lahan di JIIPE adalah ekosistem yang terbentuk dengan adanya smelter tembaga dan kilang logam mulia alias Precious Metal Refinery (PMR) yang sedang digarap oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Hingga semester pertama 2021, JIIPE menyumbang pendapatan sebesar Rp 442 miliar. Pendapatan dari segmen kawasan industri ini terdiri dari penjualan lahan sebesar Rp 366 miliar, sewa lahan senilai Rp 59 miliar dan utilitas sebesar Rp 16 miliar. Dengan ketiga faktor di atas, AKRA memproyeksikan kontribusi JIIPE bagi laba perusahaan akan terus meningkat. Adapun, untuk tahun ini JIIPE ditaksir bakal memberi kontribusi sekitar 18%-20% pada laba bruto konsolidasi. "Kami yakin dengan daya tarik yang dimiliki, JIIPE akan semakin berkontribusi pada profit perseroan. Dalam 3-5 tahun kontribusinya akan meningkat mencapai 30%," ungkap Suresh. Sebagai informasi, pendapatan dari kawasan industri meliputi penjualan lahan, sewa lahan, dan fee utilitas. Saat ini ada 16 proyek yang masuk ke JIIPE, terdiri dari industri Chemical Processing, makanan, Konstruksi, Pupuk, Warehousing, dan smelter.
KEK JIIPE ini terdiri dari kawasan industri seluas 1.761 hektare (ha), kawasan pelabuhan seluas 400 ha, serta memiliki fasilitas penunjang atau infrastruktur utilitas seperti pembangkit listrik, pengolahan air bersih dan limbah, serta telekomunikasi. Untuk mengembangkan kawasan ini, AKRA dan Pelindo III telah berinvestasi sekitar Rp 8,4 triliun di kawasan industri, pelabuhan, dan utilitas JIIPE. Dengan investasi jumbo yang sudah dikucurkan tersebut, AKRA tidak berencana untuk mengeluarkan belanja modal (capex) yang signifikan di tahun ini. "Saat ini adalah momentum monetisasi asset JIIPE. Jika ada capex yang diperlukan, akan dilakukan berbasis proyek atau sesuai kebutuhan tenant (Project Financing)," pungkas Suresh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari