Prospek dana kelolaan (AUM) reksadana Agustus diprediksi masih naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana diprediksi bakal menanjak. Pada Juli 2019, AUM reksadana tembus Rp 500 triliun.

Berdasarkan laporan bulanan Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana mengalami kenaikan sebanyak Rp 32,76 triliun atau sekitar 6,64% menjadi Rp 525,82 triliun.

Kenaikan terbesar berasal dari reksadana terproteksi sebanyak Rp 16,14 triliun menjadi Rp 139,72 triliun, disusul kenaikan DIRE dan KIK EBA sebanyak Rp 10,14 triliun menjadi Rp 17,35 triliun.


Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, saat ini jenis produk pengelolaan investasi seperti reksadana, DIRE, KIK EBA dan sebagainya memiliki karakteristik investasi di semua musim. Artinya, setiap produk akan menarik pada saat kondisi tertentu.

Dia menjelaskan, ketika saham sedang bagus maka jenis reksadana saham dan reksadana campuran cenderung akan naik. Selanjutnya, ketika saham sedang bergejolak, maka yang menjadi alternatif produk pilihan investor adalah reksadana pasar uang dan reksadana terproteksi.

Kemudian, ada juga investasi di sektor riil seperti DIRE, EBA dan sebagainya, yang tidak begitu tergantung pada fluktuasi pasar. Sehingga, bagi pelaku industri yang kreatif, tentunya akan memiliki cara untuk meningkatkan dana kelolaannya dalam berbagai situasi pasar.

"Jadi, secara total dana kelolaan industri pengelolaan investasi masih akan terus meningkat," kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Senin (12/8)

Apalagi, jumlah investor yang terlibat saat ini dianggap masih relatif kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia ataupun angkatan kerja. Alhasil, pangsa pasar untuk terus tumbuh masih cukup besar

Khusus untuk reksadana terproteksi, Rudiyanto mengatakan di semester II-2019 menjadi momentum bagi produk untuk aktif kembali, sebagaimana yang tampak pada capaian Juli 2019.

Adapun alasan reksadana terproteksi sempat melambat, karena di Mei dan Juni banyak terpotong libur, sehingga penerbitan produk baru kembali aktif usai itu.

Selain itu, beberapa sentimen negatif yang selama ini terus beredar isunya sudah mulai mereda di Agustus 2019, seperti dirilisnya data defisit neraca perdagangan Juni 2019 yang melebar.

Sedangkan terkait sentimen perang dagang, dianggap sudah menjadi norma baru dan tidak selalu negatif lantaran terkadang juga memberikan perkembangan yang positif.

"Apabila ada satu kali lagi penurunan suku bunga dalam waktu yang tidak terlalu lama, diharapkan itu bisa menjadi sentimen positif," tandas Rudiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto