KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang mengikuti koreksi yang terjadi pada harga komoditas lainnya seperti minyak mentah. Komoditas tertekan lantaran mencuatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang mungkin akan mengurangi permintaan.Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange sempat terbenam ke RM 3.022 atau setara US$ 1.004 per metrik ton pada perdagangan pagi. Adapun, hingga pukul 13.38 WIB, kontrak yang sama masih melemah di RM 3.011 per metrik ton.Kecemasan bakal melambatnya ekonomi global terutama bersumber dari AS. Seperti yang dilakukan Morgan Stanley dan Deutsche Bank AG, Citigroup Inc. juga telah memangkas prospek pertumbuhan AS. Akibatnya, pasar saham bertumbangan. Indeks bursa regional dalam MSCI Asia Pasifik anjlok 2,5% ke 120,13 pada pukul 12.56 waktu Singapura. Tak ayal, sentimen negatif ini juga berimbas pada pasar komoditas. Misalnya saja, minyak mentah tergelincir 2,1%, memperpanjang koreksi yang terjadi kemarin sebesar 5,9%.Analis ECM Libra Capital Sdn. Bernard Ching menyebut, secara umum harga komoditas terseret oleh ekspektasi melambatnya pertumbuhan ekonomi global. "Asumsi sekarang berbalik lebih pesimis. Risiko terjadinya resesi double dip semakin meningkat setiap harinya," sebutnya.Lanjut Bernard, sebelumnya ada spekulasi akan surutnya produksi CPO Malaysia dan Indonesia karena memasuki Lebaran. Hal ini bisa memperpanjang reli harga. Namun, menurutnya, spekulasi itu akan tertutupi oleh buruknya prospek ekonomi global. "Kecuali produksi turun tajam, saya tidak berpikir spekulasi itu bakal mampu mendorong kenaikan harga CPO, mengingat prospek suram pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Prospek ekonomi global suram, harga CPO pun tumbang
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang mengikuti koreksi yang terjadi pada harga komoditas lainnya seperti minyak mentah. Komoditas tertekan lantaran mencuatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang mungkin akan mengurangi permintaan.Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange sempat terbenam ke RM 3.022 atau setara US$ 1.004 per metrik ton pada perdagangan pagi. Adapun, hingga pukul 13.38 WIB, kontrak yang sama masih melemah di RM 3.011 per metrik ton.Kecemasan bakal melambatnya ekonomi global terutama bersumber dari AS. Seperti yang dilakukan Morgan Stanley dan Deutsche Bank AG, Citigroup Inc. juga telah memangkas prospek pertumbuhan AS. Akibatnya, pasar saham bertumbangan. Indeks bursa regional dalam MSCI Asia Pasifik anjlok 2,5% ke 120,13 pada pukul 12.56 waktu Singapura. Tak ayal, sentimen negatif ini juga berimbas pada pasar komoditas. Misalnya saja, minyak mentah tergelincir 2,1%, memperpanjang koreksi yang terjadi kemarin sebesar 5,9%.Analis ECM Libra Capital Sdn. Bernard Ching menyebut, secara umum harga komoditas terseret oleh ekspektasi melambatnya pertumbuhan ekonomi global. "Asumsi sekarang berbalik lebih pesimis. Risiko terjadinya resesi double dip semakin meningkat setiap harinya," sebutnya.Lanjut Bernard, sebelumnya ada spekulasi akan surutnya produksi CPO Malaysia dan Indonesia karena memasuki Lebaran. Hal ini bisa memperpanjang reli harga. Namun, menurutnya, spekulasi itu akan tertutupi oleh buruknya prospek ekonomi global. "Kecuali produksi turun tajam, saya tidak berpikir spekulasi itu bakal mampu mendorong kenaikan harga CPO, mengingat prospek suram pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News