Prospek ekonomi melorot, pengusaha ikut pesimistis



JAKARTA. Pengusaha tampaknya tak terlalu antusias dengan prospek perekonomian Indonesia tahun ini. Meski memprediksi usaha mereka akan tumbuh, dari sekitar 2.400 perusahaan yang tersebar di 32 provinsi yang disurvei oleh BI, sebanyak 56% di antaranya menyatakan kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan ke depan tidak banyak perubahan.

Meski begitu, mayoritas pengusaha optimistis kegiatan usaha bakal tumbuh pada triwulan I-2013. Survei BI menunjukkan, saldo bersih tertimbang (SBT) rata rata sebesar 13,51. Sekadar catatan, jika angka SBT menunjukkan lebih besar dari nol, maka jumlah jawaban responden yang menyatakan usaha akan meningkat lebih besar dari jawaban menurun. Artinya, kegiatan usaha meningkat dibandingkan kegiatan usaha triwulan sebelumnya.

Survei BI menyebutkan, pada kuartal I-2013, penggunaan tenaga kerja diperkirakan meningkat seiring ekspansi usaha yang dilakukan. Penambahan tenaga kerja diperkirakan bakal terjadi hampir di seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor jasa.


Survei juga menunjukkan rata-rata kapasitas terpasang dari pabrik yang pengusaha kelola belum optimal. Pada triwulan IV-2012, kapasitas terpakai hanya sekitar 73,31%. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan triwulan III-2012 yang sebesar 74,49%.Menanggapi hasil survei ini, Ekonom BII Juniman berpendapat, pada tahun lalu, sebagian pengusaha memang mengerem ekspansi di pengujung tahun. Nah, ia memprediksi pada triwulan pertama tahun ini, mereka akan kembali menggenjot produksinya.

Dari sisi global, kondisi ekonomi tahun ini juga diperkirakan lebih baik ketimbang tahun 2012. Beberapa indikator permintaan domestik seperti penjualan otomotif dan penjualan semen terus meningkat pada kuartal I-2013. "Kalau melihat kondisi saat ini, arus modal masih masuk yang tercermin dari kenaikan harga saham dan penurunan imbal hasil obligasi. Artinya, investasi masih naik," kata Juniman, Selasa (19/2).

Pengamat Ekonomi Universitas Atmajaya, A.Prasetyantoko juga sepakat kondisi global yang membaik pada tahun 2013 ini mendongkrak optimisme pelaku usaha. "Pada semester II-2013, ekonomi global diperkirakan membaik, sehingga pada kuartal I dan II tahun 2013 ini, dunia usaha terangkat untuk mengantisipasi perbaikan kondisi ekonomi," katanya.

Bukan gambaran asliNamun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengungkapkan, survei dunia usaha ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Menurutnya, situasi makro Indonesia yang kondusif tidak terjadi pada mikro ekonomi. "Minat investor masih tinggi, tapi masih banyak hambatan yang harus diselesaikan di dalam negeri untuk membuat investor merealisasikan investasinya," jelasnya.

Menurut Sofjan, beberapa hambatan yang telah diidentifikasi seperti masalah pertanahan (pembebasan lahan) belum menunjukkan perbaikan yang berarti. Selain itu, penyediaan infrastruktur juga masih minim. Dengan kondisi ini, ia pesimistis kegiatan di dunia usaha bakal membaik pada tahun ini.Senada dengan Sofjan, hasil survei BI menunjukkan, mayoritas responden (21%) mengeluhkan tingkat bunga bank yang masih tinggi. Sementara, keluhan perizinan menduduki peringkat kedua (18,38%), menyusul keluhan infrastruktur yang buruk (17,89%), sengketa ketenagakerjaan (12,75%), juga keluhan akses kredit perbankan yang masih susah (11,52%).

Kini pemerintah tinggal memilih, keluhan mana yang akan ditanggapi lebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan