Prospek ekspor batubara dinilai masih tetap kuat pada tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan batubara dalam negeri masih melihat prospek bisnis ekspor yang cerah di 2022. Permintaan batubara ini didukung oleh kebutuhan energi dalam masa pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 mereda. 

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Febrianti Nadira memaparkan, di tahun depan permintaan pasar ekspor diharapkan akan tetap tumbuh  dan menopang kinerja perusahaan. "Demand batubara dunia masih tetap tumbuh karena batu bara masih menjadi sumber energi yang ekonomis dan didukung oleh semakin berkembangnya Clean Coal Technology," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/12). 

Selain itu, meredanya pandemi Covid-19 juga diharapkan akan dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi  yang artinya kebutuhan energi juga akan semakin tumbuh. Adapun sumber energi yang paling siap mendukung perkembangan tersebut adalah batu bara.


Baca Juga: Industri batubara hadapi tantangan dari aspek pendanaan

Febrianti mengatakan, Indonesia merupakan pelanggan terbesar pada penjualan Adaro Energy pada periode 9 bulan tahun ini dengan porsi penjualan 28% dari total penjualan batubara ADRO. Kemudian, diikuti dari pasar Asia Tenggara 21% dan Asia Timur sebanyak 20%, China sebesar 19% dan sisanya dari India dan negara lainnya. 

Febrianti menegaskan, Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

 
ADRO Chart by TradingView

Berbeda dengan Adaro, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) masih memonitor situasi pandemi di tahun depan. Presiden Direktur GEMS, Bonifasius mengatakan, situasi pasar ekspor sangat tergantung pada perkembangan pandami. "Kalau pandemi Covid -19 mereda demand akan stabil dan sebaliknya," jelasnya saat dihubungi secara terpisah.  

Menurutnya, jika pandemi mereda, tentu pertumbuhan industri akan terjadi. Di tahun depan jika kondisi pasar tidak memungkinkan, GEMS mengusahakan outlook penjualan sama dengan tahun ini. Gambarannya, komposisi ekspor 65% di mana 35% didominasi Tiongkok. Adapun pasar lokal sekitar 30%-35%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .