Prospek ekspor buah masih besar



JAKARTA. Peningkatan kualitas dan kuantitas buah dalam negeri penting untuk terus digenjot. Pasalnya, permintaan terhadap buah tropis asal Indonesia cukup tinggi. Ambil contoh China rata-rata membutuhkan pasokan pisang sebesar 1,1 juta ton per tahun, Jepang membutuhkan 870.000 ton pisang per tahun demikian juga durian mencapai 600.000 ton per tahun. 

Namun ekspor buah Indonesia masih terkendala pada kepastian pasokan yang terus menerus dan kualitas yang kerap tidak memenuhi standar negara-negara maju. Untuk itu, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin mendesak agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kemtan) terus menggenjot produksi buah lokal. 

Salah satu caranya dengan membentuk tata ruang wilayah pertanian. Misalnya seperti di Thailand, setiap lahan pertanian yang kurang dari dua hektare tidak mendapat sertifikat. "Dengan begitu petani akan terdorong untuk serius mengalokasikan lahan mereka untuk benar-benar menanam buah," ujarnya kepada KONTAN, Senin (14/11).


Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong terciptanya pengembangan lahan pertanian terpadu agar memenuhi skala industri. Untuk mendorong itu, pemerintah juga harus memberikan insentif bagi petani dengan memberikan bibit unggul dan memfasilitasi dengan adanya pinjaman berbunga rendah sekitar 4% seperti yang dinikmati petani di Thailand.

Pemerintah juga perlu mendorong pembangunan sarana dan prasarana pertanian, baik itu infrastruktur seperti jalan dan fasilitas pasca panen. Sebab buah yang dipanen harus disimpan di tempat yang aman sehingga bisa tahan lama dan segera diekspor ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini