Prospek emas bearish tahun ini



JAKARTA. Meski sedang di atas angin, harga emas bisa terjun kembali tahun ini. Bayang - bayang kenaikan suku bunga The Fed masih mengiringi pergerakan logam mulia tersebut.

Mengutip Bloomberg, Kamis (7/4) pukul 17.21 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni 2016 menguat 1,05% ke level US$ 1.229,8 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, emas menguat tipis 0,009%.

Harga emas menguat setelah catatan Rapat The Fed pada bulan Maret lalu menunjukkan para pejabat The Fed cenderung hati - hati dalam memutuskan kenaikan suku bunga berikutnya.


Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan, rilis hasil rapat The Fed tidak memberi efek cukup signifikan bagi pergerakan harga emas. "Emas masih ada peluang turun untuk sepekan ke depan," ujarnya.

Pekan depan, negeri China akan merilis banyak data. Di antaranya data inflasi, angka pinjaman, neraca perdagangan hingga pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016.

Jika kekhawatiran perlambatan ekonomi China kembali mencuat akibat tampilan indikator yang tidak bagus, maka emas dapat diuntungkan lantaran perannya sebagai safe haven.

Namun demikian, jika tampilan data ekonomi Amerika Serikat cukup positif, harga emas berpeluang terpukul oleh menguatnya mata uang USD.

Sementara jika menengok prospek akhir tahun, pergerakan emas masih akan tertekan oleh proyeksi naiknya suku bunga The Fed. "Bisa saja pada bulan Juni mendatang The Fed menaikkan suku bunga," lanjut Tonny.

Hal tersebut akan membuat pergerakan emas berbalik arah menjadi turun. Sementara peran emas sebagai safe haven tidak terlalu dominan. Pergerakan harga emas saat ini masih tergolong rendah jika dibanding dengan level tertinggi yang pernah dicapai yakni US$ 1.900 per ons troi pada tahun 2011 silam.

Selanjutnya emas tergerus ketika The Fed mulai memberi sinyal kenaikan suku bunga. Proyeksi Tonny, emas pada akhir tahun ini akan berada di kisaran US$ 1.050 - US$ 1.100 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto