JAKARTA. Bisnis emiten batubara tahun ini muram, bahkan target produksi tahun 2016 hanya 419 juta ton turun 25% jika dibandingkan target tahun lalu. Hal ini dipicu rendahnya harga komoditas secara keseluruhan dan Australia yang tetap akan menaikkan produksi batu bara. Kiswoyo Adi Joe, analis Investa Sarana Mandiri mengungkapkan prospek emiten batubara masih suram. Bahkan, profit emiten batubara dapat turun hingga 10%. "Susah karena komoditasnya rendah, tergantung harga batubara dan harga minyak," ungkapnya pada KONTAN Rabu (10/1) lalu. Satrio Utomo, Kepala Riset Unversal Broker Indonesia bilang harga batu bara sudah turun sekitar 70%. "Butuh waktu lama supaya harga batu bara bisa kembali ke level US$ 70-US$ 80," jelasnya.
Prospek emiten batubara masih suram
JAKARTA. Bisnis emiten batubara tahun ini muram, bahkan target produksi tahun 2016 hanya 419 juta ton turun 25% jika dibandingkan target tahun lalu. Hal ini dipicu rendahnya harga komoditas secara keseluruhan dan Australia yang tetap akan menaikkan produksi batu bara. Kiswoyo Adi Joe, analis Investa Sarana Mandiri mengungkapkan prospek emiten batubara masih suram. Bahkan, profit emiten batubara dapat turun hingga 10%. "Susah karena komoditasnya rendah, tergantung harga batubara dan harga minyak," ungkapnya pada KONTAN Rabu (10/1) lalu. Satrio Utomo, Kepala Riset Unversal Broker Indonesia bilang harga batu bara sudah turun sekitar 70%. "Butuh waktu lama supaya harga batu bara bisa kembali ke level US$ 70-US$ 80," jelasnya.