KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konstruksi swasta di tahun 2024 diprediksi bisa positif, meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan. Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, kinerja emiten konstruksi swasta di tahun 2023 diprediksi masih akan tetap positif, meskipun ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Misalnya saja, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mencatatkan nilai kontrak baru Rp 4,2 triliun di tahun 2023. Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Anggie S. Sidharta mengatakan, raihan itu melebihi 43% dari target 2023 Rp 2,9 triliun.
”Raihan itu juga naik 60,62% dari raihan nilai kontrak baru di tahun 2022,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (16/1).
Baca Juga: Emiten Konstruksi Swasta Dihadapkan Sejumlah Tantangan, Cek Rekomendasi Sahamnya Menurut Shin, beberapa sentimen penggerak kinerja emiten konstruksi swasta di tahun 2023. Pertama, pemerintah Indonesia masih memiliki ambisi untuk membangun infrastruktur yang masif, baik di dalam maupun luar Pulau Jawa. “Hal ini akan menjadi peluang bagi emiten konstruksi swasta untuk mendapatkan proyek-proyek infrastruktur yang besar,” ujarnya kepada Kontan (16/1). Kedua, peluang pemulihan peningkatan permintaan properti. Ketiga, pemerintah Indonesia juga sedang gencar membangun infrastruktur digital, seperti jaringan telekomunikasi dan
data center. “Ini akan menjadi peluang bagi emiten konstruksi swasta untuk mendapatkan proyek-proyek pembangunan infrastruktur digital,” ungkapnya. Shin melihat, prospek kinerja emiten konstruksi swasta di tahun 2024 diprediksi akan lebih positif, seiring dengan semakin pulihnya perekonomian Indonesia. Emiten konstruksi swasta juga memiliki peluang untuk meraih nilai kontrak yang lebih besar di tahun 2024. Namun, perlu diingat bahwa masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. “Misalnya, persaingan yang ketat dari emiten konstruksi swasta lainnya dan BUMN Karya akan menjadi tantangan bagi emiten konstruksi swasta untuk mendapatkan proyek,” tuturnya.
Baca Juga: Langsung ARB Usai Suspensi Dibuka, Cek Rekomendasi Saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Di sisi lain, peluang emiten konstruksi swasta untuk bisa ikut andil atas proyek BUMN bisa saja terjadi, mengingat kondisi keuangan BUMN Karya yang memiliki
cash flow negative dan kondisi utang yang sangat besar. “Terkait tidak takutnya telat bayar, yang pastinya mereka harus memperhitungkan dengan matang dan risiko yang perlu diambil jika ingin mendapatkan proyek besar,” ungkapnya. Shin pun merekomendasikan
trading buy atau
hold untuk jangka panjang
NRCA dan
TOTL untuk saham konstruksi swasta. Sebab, kinerja perbaikan dan secara valuasi cukup menarik.
“Target harga untuk TOTL Rp 390 - Rp 420 per saham dan NRCA Rp 340 - Rp 360 per saham,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi