Prospek emiten ritel dibayangi sentimen negatif, saham-saham ini bisa dicermati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran Indonesia diperkirakan turun pada bulan Juni 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2021 sebesar 202,3. Angka tersebut turun 11,1% jika dibandingkan dengan IPR bulan Mei 2021 yang mencapai 227,5. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Silvia Loren Budiyanto mengatakan, selain faktor musiman, perkiraan IPR yang tertekan itu juga dipengaruhi oleh peningkatan kasus Covid-19.  Sebenarnya dia sudah melihat potensi peningkatan kasus Covid-19 itu sejak kuartal pertama 2021.

Akan tetapi, kondisi saat ini diperburuk dengan adanya varian baru. Ke depan, emiten-emiten ritel masih akan menghadapi kondisi yang menantang di tengah PPKM Darurat.


Asal tahu saja, melonjaknya kasus Covid-19 mendorong pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. Adapun PPKM Darurat di luar Pulau Jawa dan Bali diterapkan mulai Senin (12/7). 

Baca Juga: Peritel Berharap Hari Belanja Diskon Dongkrak Penjualan

"Selain dari sisi penutupan pusat belanja, masyarakat juga sudah khawatir sejak akhir Lebaran sehingga mobilitas turun. Di tambah kondisi seperti ini, confidence dan spending juga akan turun," kata Silvia kepada Kontan.co.id, Senin (12/7). 

Menurut dia, semua emiten ritel akan terdampak negatif dengan kondisi saat ini. Akan tetapi dia tidak memungkiri, tekanan akan lebih ringan apabila emiten-emiten bergerak di sektor esensial dan mampu mamaksimalkan saluran online. 

Secara keseluruhan, Silvia cenderung netral terhadap saham-saham di sektor retail. Akan tetapi untuk PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang menjadi top picks Henan Putihrai Sekuritas dipandang menarik karena memiliki pangsa pasar menengah atas. ERAA pun memiliki target harga hingga Rp 800 per saham. 

"Kemudian kami lihat untuk kuartal keempat top line ERAA bisa terdorong oleh penjualan iPhone 13 yang kemungkinan rilis pertengahan September 2021," imbuh Silvia.

 
ERAA Chart by TradingView

Tidak jauh berbeda, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengungkapkan, secara keseluruhan emiten ritel akan terdampak pandemi dan kebijakan PPKM kali ini. Mengingat, pembatasan jam operasional akan mempengaruhi tingkat kunjungan ke toko-toko.

Kendati mengalami tekanan, mayoritas emiten saat ini sudah menyediakan layanan penjualan berbasis digital. "Kami proyeksikan akan berdampak baik pada penjualan dalam situasi seperti ini," ujar Putu kepada Kontan.co.id, Senin (12/7). 

Adapun PPKM kali ini diperkirakan akan berdampak negatif signifikan terhadap emiten-emite ritel fasyen, terlebih yang memiliki gerai di pusat perbelanjaan atau mall. Emiten-emiten tersebut bukan termasuk menjual barang essential yang dibutuhkan dalam situasi seperti ini. Sementara, emiten yang diperkirakan terdampak minim PPKM Darurat adalah emiten yang menjual kebutuhan dasar dan penjualan gadget. 

Melihat kondisi saat ini, investor disarankan lebih selektif dalam memilih saham-saham ritel. Adapun ia merekomendasi buy saham ERAA dengan target harga Rp 800 per saham dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan target harga Rp 1.495 per saham. 

Selanjutnya: Penjualan e-groceries Matahari Putra Prima (MPPA) berpotensi meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati