JAKARTA. Sepanjang 2016, mayoritas emiten pertambangan menuai kinerja sesuai ekspektasi. Kenaikan harga komoditas pada kuartal akhir tahun lalu dan adanya efisiensi menjadi salah satu pendorong membaiknya laba bersih emiten sektor tambang batubara maupun mineral.Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai, pertumbuhan harga batubara di akhir 2016 cukup signifikan, sehingga meski belum banyak kenaikan volume produksi, margin emiten tetap tebal. "Selain itu, efisiensi emiten tambang sangat gencar, termasuk didorong kebutuhan infrastruktur listrik yang meningkat," ujar dia, Minggu (18/3).PT Adaro Energy Tbk (ADRO), misalnya, mencetak kenaikan laba bersih 119% menjadi US$ 334,63 juta pada 2016. Lonjakan laba bersih itu bukan ditopang pendapatan yang naik. Pasalnya, penjualan ADRO justru turun 6% (yoy) menjadi US$ 2,5 miliar. Harga jual rata-rata batubara pun turun 8%. Namun, volume penjualan sedikit naik menjadi 54,1 juta ton selama 2016.
Prospek emiten sektor tambang masih menarik
JAKARTA. Sepanjang 2016, mayoritas emiten pertambangan menuai kinerja sesuai ekspektasi. Kenaikan harga komoditas pada kuartal akhir tahun lalu dan adanya efisiensi menjadi salah satu pendorong membaiknya laba bersih emiten sektor tambang batubara maupun mineral.Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai, pertumbuhan harga batubara di akhir 2016 cukup signifikan, sehingga meski belum banyak kenaikan volume produksi, margin emiten tetap tebal. "Selain itu, efisiensi emiten tambang sangat gencar, termasuk didorong kebutuhan infrastruktur listrik yang meningkat," ujar dia, Minggu (18/3).PT Adaro Energy Tbk (ADRO), misalnya, mencetak kenaikan laba bersih 119% menjadi US$ 334,63 juta pada 2016. Lonjakan laba bersih itu bukan ditopang pendapatan yang naik. Pasalnya, penjualan ADRO justru turun 6% (yoy) menjadi US$ 2,5 miliar. Harga jual rata-rata batubara pun turun 8%. Namun, volume penjualan sedikit naik menjadi 54,1 juta ton selama 2016.