Prospek emiten tekstil bergantung pada realisasi kebijakan pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaiki neraca perdagangan, pemerintah bakal mendorong ekspor tekstil ke Amerika Serikat (AS) dan Australia. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, potensi ekspor kedua negara tersebut bisa mencapai 20%-25%.

Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, rencana pemerintah untuk mendorong ekspor tekstil, tentunya akan berdampak positif bagi kinerja emiten. Namun, pelaku pasar juga perlu memperhatikan realisasi dari rencana tersebut.

"Semua upaya dilakukan pemerintah, termasuk mendorong produksi dan ekspor batubara untuk memperbaiki neraca perdagangan, tapi nyatanya semua harus dilihat realisasinya," ungkap William saat dihubungi Kontan, Selasa (18/9).


Selain itu, bagi pelaku pasar yang akan melirik emiten sektor tekstil, perlu mempertimbangkan dan melihat biaya bahan baku emiten untuk mendorong ekspor. Khususnya di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yang bisa menjadi beban bagi emiten yang memiliki utang besar dalam bentuk dolar AS.

Sebagai informasi, pergerakan indeks saham PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) melonjak pada perdagangan kemarin. Ini karena, sektor tekstil cukup memiliki andil dalam menopang neraca perdagangan ke level defisit yang lebih dalam.

Pada perdagangan hari ini, saham SRIL ditutup stagnan di level Rp 342, setelah kemarin sempat menguat 0,59% ke level Rp 342. Sedangkan untuk saham PBRX justru merosot 2,78% ke level Rp 525, setelah kemarin sempat menguat 2,86% ke harga Rp 540.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia