MOMSMONEY.ID - Harga emas bergerak turun setelah mengalami pergerakan volatil merespons rilis data Amerika Serikat (AS). Mengutip
Bloomberg, kemarin (31/8), harga emas turun ke US$ 1.940 per ons troi. Hingga Jumat (1/9), harga emas masih turun 0,06% ke US$ 1.939 per ons troi. Riset Monex Investindo Futures, Jumat (1/9), menulis data inflasi inti berdasarkan personal
consumption expenditure (PCE) dilaporkan tumbuh 4,2% yoy di Juli.
Angka ini lebih tinggi dari data sebelumnya di 4,1% yoy dan perkiraan pasar di 4% yoy. Data tersebut merupakan acuan bank sentral AS dalam memutuskan suku bunga. Namun, meski inflasi naik lagi, nyatanya ekspektasi pasar tidak berubah.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Semakin Masih Kompak Menguat, Jumat (1/9) Sebelumnya, di Rabu (30/8), data dari Automatic Data Processing Inc. (ADP) menunjukkan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebanyak 177.000 orang pada Agustus. Angka ini jauh lebih rendah dari 371.000 orang. Data tersebut membuat pelaku pasar yang di awal pekan ini melihat peluang kenaikan suku bunga di November berubah, menjadi akan dipertahankan. Kenaikan inflasi PCE inti tidak mengubah ekspektasi tersebut. Berdasarkan perangkat FedWatch, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 60,3% suku bunga akan dipertahankan pada November. Sementara harga emas belum mampu melanjutkan kenaikan sebab pelaku pasar menanti rilis data data
non-farm payrolls (NFP) malam ini yang bisa menjadi kunci pergerakan.
Pada perdagangan sesi Asia hari ini, harga emas berpeluang naik kembali.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 3.000 Hari Ini 1 September Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi
buy untuk produk emas:
- Entry Price: 1.942,30 - 1.943,00
- Level Support 1: 1.939,80
- Level Support 2: 1.938,45
- Level Resistance 1: 1.944,60
- Level Resistance 2: 1.946,15
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Danielisa Putriadita