KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pergerakan harga komoditas energi diharapkan membaik di sisa tahun ini. Bahkan, harga gas alam yang cenderung negatif, berpotensi untuk kembali menyentuh levek psikologis. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pasokan gas alam di Amerika Serikat (AS) menunjukkan sedikit peningkatan. Hal tersebut didorong oleh peningkatan impor dari Kanada, dimana data EIA menunjukkan total pasokan rata-rata gas alam naik 0,6% dibandingkan dengan laporan sepekan sebelumnya. Produksi gas alam kering menurun 0,3% dibandingkan dengan minggu laporan sebelumnya. Impor bersih rata-rata dari Kanada meningkat 13% dari minggu lalu, dengan peningkatan arus di titik-titik persimpangan di Timur Laut untuk memenuhi permintaan regional.
Baca Juga: Ekspor batubara ke India turun akibat pandemi Covid-19 dan kebijakan privatisasi "Posisi harga gas alam saat ini di kisaran US$ 1,9 per mmbtu, dengan kemungkinan semester depan sampai akhir tahun berkemungkinan mencapai US$ 2 per mmbtu hingga 2,2 per mmbtu," prediksi Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (5/7). Sementara itu, terkait harga minyak global Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Saud telah mengancam Nigeria, Angola, dan Irak dengan perang harga minyak baru, apabila tidak sejalan dengan rencana pengurangan produksi. Jika mereka terus memproduksi lebih dari kuotanya, maka Arab Saudi berencana untuk mulai menjual minyak mentahnya dengan diskon di pasar-pasar utama ketiga negara tersebut, dan mencuri pangsa pasar. Sementara itu, Sutopo mengungkapkan produksi minyak mentah OPEC bulan lalu turun ke level terendah dalam 30 tahun menjadi 22,69 juta barel per hari. Namun produksi minyak Irak, Angola, dan Nigeria masih kurang dari kuota, dengan rincian Irak hanya berhasil mencapai 70% kepatuhan, Nigeria 77%, dan Angola 83%.