Prospek harga minyak pasca AS pangkas produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar komoditas sempat dibuat khawatir oleh ancaman gelombang kedua wabah Covid-19 seiring pelonggaran lockdown di beberapa negara. Pelonggaran tersebut antara lain dikhawatirkan mengganggu harga minyak. 

Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab, sebagai negara produsen minyak besar, telah merespons hal tersebut dengan menetapkan pemotongan produksi tambahan. Yang terbaru, giliran Amerika Serikat yang berniat memangkas produksi. 

Produksi minyak 


Setelah pemerintah AS memangkas perkiraan produksinya untuk 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19, harga minyak kembali menguat pada Selasa (12/5) sore.

Administrasi Informasi Energi memperkirakan produksi minyak rata-rata 11,7 juta barel per hari hingga akhir tahun, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 11,8 juta barel per hari. Badan tersebut juga memangkas proyeksi 2021 menjadi 10,9 juta barel per hari, turun 130.000 barel.

Merespons hal tersebut, harga minyak mentah West Texas Intermediate yang sebelumnya sempat tertekan, naik sebanyak 8,7% pada hari Selasa (12/5) sore menjadi US$ 26,23 per barel. 

Benchmark internasional, harga minyak mentah Brent, juga melonjak sebanyak 3,6%, menjadi US$ 30,70 per barel.

Harga minyak masih berada di zona hijau hingga Rabu (13/5) siang ini. 

West Texas Intermediate (WTI) hari ini naik sebanyak 1,06% menjadi $ 26,08 per barel.

Benchmark internasional, yakni minyak mentah Brent, juga hari ini naik 0,6%, menjadi $ 26,03 per barel. 

Beberapa negara secara perlahan mulai melakukan pelonggaran lockdown untuk menghidupkan aktivitas ekonomi. Permintaan minyak pun kembali meningkat dari beberapa negara, seperti China dan India. 

Meski demikian, sentimen pemangkasan produksi minyak oleh Amerika Serikat dan beberapa negara  lainnya hanyalah sentimen jangka pendek, terutama untuk saham sektor minyak seperti MEDC. 

Memanfaatkan sentimen tersebut, trader dapat membeli saham MEDC dengan strategi buy on weekness. Trader bisa masuk di range harga beli 470-478 sebanyak maksimal 5% dari modal swing trading

Jual jika harga turun dari 440 untuk pembatasan risiko. Sedangkan perkiraan profit taking ada di kisaran 520-530.

Kami masih melihat masih ada kekhawatiran kelebihan pasokan yang dapat mengancam penyimpanan dan gelombang kedua wabah Covid-19. Dengan demikian, harga minyak masih bisa tertekan sepanjang tahun ini. 

Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!

Salam profit.

Disclaimer:

Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata