Prospek HRUM Diramal Terdorong Bisnis Nikel, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Harum Energy Tbk (HRUM) diperkirakan bakal prospektif didorong oleh lini bisnis nikel. Asal tahu saja, lewat anak usahanya, PT Harum Nickel Industry (HNI), HRUM telah melakukan pembelian saham-saham yang dimiliki oleh Prime Investment Capital Limited dan Walsin Singapore Pte. Ltd. dalam PT Westrong Metal Industry (WMI). 

Harum Nickel Industry membeli sebanyak 1.214.000 lembar saham, yang mewakili 60,7% dari modal ditempatkan dan disetor Westrong Metal Industry. Nilai transaksi jual beli saham ini mencapai US$ 215,21 juta. 

Dengan diselesaikannya transaksi pembelian saham ini, maka kepemilikan saham Harum Nickel Industry dalam Westrong Metal Industry meningkat dari sebelumnya sebesar 20% menjadi sebesar 80,7% dari modal ditempatkan dan disetor. 


Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, saat ini HRM masih menyusun target produksi nikel untuk tahun 2024. Sebab, smelter kedua milik HRUM baru akan mulai beroperasi secara komersial bulan Maret ini.  

Baca Juga: Smelter Nikel Kedua Milik HRUM Akan Beroperasi Maret Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya

“Pada saat ini kami memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan konsolidasian sebesar lebih dari 80.000 ton nikel,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (21/3).

Di sisi lain, perlu diketahui juga bahwa harga nikel masih fluktuatif. Melansir Trading Economics, Jumat (22/3), harga nikel naik 0,99% dalam sebulan terakhir. Namun, harga itu terkoreksi 21,65% selama setahun belakangan.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, meskipun harga nikel tercatat sedang turun, namun perlu dilihat apakah HRUM bisa meningkatkan volume penjualan. 

“Jika harga nikel turun, tetapi volume jual meningkat, maka kemungkinan tidak akan terlalu memberatkan kinerjanya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/3).

Terkait dengan aksi korporasi HRUM, dampak ke kinerja HRUM akan bergantung dari kinerja perusahaan yang diakusisi.

Hal ini menjadi penting, mengingat HRUM mencatatkan penurunan kinerja di kuartal III 2023. Melansir laporan keuangan, laba bersih HRUM turun 54,8% secara tahunan. Per September 2023, HRUM membukukan laba bersih senilai US$ 107,3 juta. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih HRUM mencapai US$ 237,4 juta.

Pendapatan senilai US$ 642,4 juta, menurun 8,6% dari realisasi pendapatan per akhir kuartal III-2023 yang mencapai US$ 702,8 juta.

 
HRUM Chart by TradingView

Baca Juga: Catatkan Kinerja Apik Tahun Lalu, Begini Rekomendasi Saham SMRA dari Analis

Di sisi lain, HRUM berencana mengalokasikan belanja modal untuk tahun 2024 sebesar US$ 50 juta yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel. 

Capex itu juga dialokasikan untuk penambahan properti pertambangan batubara, pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, pembelian kendaraan dan alat berat. 

“Dengan asumsi itu akan terlaksana maka diperkirakan dapat meningkatkan kinerjanya,” ujarnya.

Editor: Tendi Mahadi